> >

Kala Kompas TV Pertemukan Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur

Peristiwa | 26 November 2022, 22:14 WIB
Mimin dan Atika, ibu dan anak yang sempat kehilangan kontak usai gempa Cianjur, Senin (26/11/2022). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Atika dan Mimin akhirnya bertemu. Keduanya sempat kehilangan kontak usai gempa Cianjur mengguncang, Senin (21/11/2022).

Atika yang kini menghuni Posko Pengungsi Prawatasari akhirnya lega bisa mendapatkan kabar bahwa ibunya, Mimin, yang berada di Desa Cibeureum, selamat dari gempa.

Di layar Kompas TV, keduanya tampak berbahagia. Atika dan Mimin saling menyapa dan menanyakan kabar. Raut wajah bahagia pun terpancar di wajah Atika.

Baca Juga: Keceriaan Anak-anak Korban Gempa Cianjur di Posko Pengungsian, Belajar Gambar dan Bernyanyi

Atika kemudian menceritakan detik-detik terjadinya gempa dan situasi yang terasa saat dia kehilangan kontak dengan ayah dan ibunya.

Sebelum gempa terjadi, Atika berniat untuk mengunjungi ibunya. Keduanya memang tinggal di rumah yang terpisah, beda kecamatan, tapi masih sama-sama di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

“Kan memang beda kecamatan kami. Jadi rencananya saya juga mau berkunjung ke rumah umi. Keburu ada gempa, jadi enggak jadi,” kata Atika dalam program Laporan Khusus Kompas TV, Sabtu (26/11/2022).

“Pas ada gempa, saya langsung mikirin umi. Pikirannya kacau, belum ketemu sama umi, belum bisa komunikasi langsung sama umi sama abah,” sambungnya.

Kondisinya yang mengalami luka akibat tertimbun reruntuhan gempa, tak memungkinkan Atika untuk pergi mencari ibunya. Dia hanya bisa menunggu sinyal komunikasi terjalin.

Beberapa kali telepon tak tersambung. Hingga setelah sekian kali percobaan, telepon tersambung, ibunya mengangkat. Bagi Atika, itu adalah yang membahagiakan saat tahu ibunya selamat.

Baca Juga: Cerita Perjuangan Dua Ibu Korban Gempa Cianjur, Melahirkan di Bawah Tenda Pengungsian

Sempat tertimbun

Atika kini masih memulihkan luka di kakinya akibat tertimbun reruntuhan gempa. Dia bercerita, saat gempa terjadi, dia sedang berada di dalam rumah. Tak sempat berlari menyelamatkan diri, Atika pun tertimbun.

Ketakutan menyelimutinya. Dia lantas berteriak meminta pertolongan. Namun, bantuan tak kunjung datang. Atika mengaku sempat ingin menyerah.

“Saya sudah sempat pasrah. Saya sudah teriak-teriak, enggak ada yang denger. Yaudah, saya nyerah saja, mungkin ini saatnya saya pulang. Tapi lihat anak saya di bawah, dia masih teriak-teriak manggil nama saya,” cerita Atika.

Baca Juga: Cerita Korban Gempa Cianjur Kehilangan 6 Anggota Keluarganya di Cugenang

Saya ingat sama Allah, saya sebut ‘Allahu akbar’. Saya terus berusaha, teriak panggil suami saya, ‘Yah, tolongin. Tolong lepasin ini pintu di badan saya’,” lanjutnya.

Bantuan akhirnya datang. Pemuda desa dan suami Atika menolongnya. Dia dan anak-anak dipandu ke lapangan.

Hingga saat ini, Atika masih mengalami trauma akibat gempa. Dia bahkan takut jika harus berada di dekat dinding.

“Ketakutan pasti ada soalnya kejadiannya juga belum ada seminggu, belum ada satu bulan, baru lima hari,” ungkapnya.

Tak akan pindah dari Cianjur

Rentetan derita dan trauma pasca gempa telah dilalui Atika. Rumahnya hancur, rata dengan tanah. Meski demikian, dia mengaku tak terpikir untuk pindah dari Cianjur.

“Enggak. Gini a', mau sejauh apa pun kita lari, kalau Allah sudah berkehendak, akan terjadi. Kalau misalnya kita harus selamat, meskipun kita diam, insyaallah kita selamat,” jelas dia.

Baca Juga: Baru 3 Langkah Lari Tanah Langsung Menimbun, Mulyadi: Saya Ikhlas kalau Hidup Berakhir saat Itu

“Kita selalu yakin kepada Allah, meskipun sudah ada kejadian seperti ini, saya enggak pernah takut. Allah akan selalu ada untuk orang yang sabar.”

Jawaban yang sama juga diucapkan Mimin. Mimin tak ingin pergi dari Cianjur meski masih takut dengan adanya gempa susulan.

“Enggak mau,” katanya singkat.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU