> >

TKP Pembunuhan oleh Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ramai Dikunjungi, Warga: Seperti Tempat Wisata

Jawa tengah dan diy | 11 April 2023, 16:44 WIB
Sejumlah orang mendatangi lokasi pebunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang. (Sumber: Istimewa)

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV – Lokasi atau tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang, di Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, ramai dikunjungi orang.

Mengutip pemberitaan Tribunbanyumas.com, Selasa (11/4/2023), lokasi pembunuhan yang terletak di Desa Balun tersebut yang mulanya sepi, lalu mendadak ramai usai pengungkapan kasus itu.

Setiap hari selalu saja ada orang yang datang ke tempat itu untuk melihat lokasi pembunuhan berantai yang dilakukan sangat dukun.

Baca Juga: Pasutri Korban Mbah Slamet Dimakamkan di Lampung

Bahkan, kemacetan sempat terjadi di jalan provinsi hingga jalan desa menuju TKP saat proses evakuasi para korban berlangsung, beberapa waktu lalu.

Sepekan setelah proses evakuasi, warga masih terus mendatangi lokasi tersebut.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak sejumlah sepeda motor dan mobil terparkir di sepanjang jalan menuju lokasi.

Juga ada dua mobil pikap yang penuh penumpang, yang didominasi perempuan berhenti di dekat gang kecil menuju TKP.

Mereka melangkah menuju areal kebun yang menjadi tempat pembunuhan dukun pengganda uang.

Saking ramainya daerah itu, perekam video sempat menyebut dirinya mempunyai ide untuk berjalan kopi dan gorengan, atau jasa parkir karena dirasa menjanjikan dengan situasi saat ini.

"Yang datang masih berbondong-bondong. Saking antusias dan penasarannya. Padahal udah seminggu. Jualan kopi ini, gorengan, parkir 2000 laris, " kata perekam video.

Baca Juga: Mbah Slamet, Si Dukun Pengganda Uang Pencabut Nyawa | POP NEWS

Sementara, seorang warga Kecamatan Wanayasa bernama Sabar membenarkan bahwa lokasi tersebut masih sering didatang oleh orang, bahkan dari luar desa.

Ia mengatakan, tiap hari ada saja warga dari luar desa yang datang ke TKP.  Sebagian dari mereka bahkan datang dari jauh.

"Seperti tempat wisata, " katanya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya

Sumber : tribunbanyumas.com


TERBARU