> >

Pertahankan Identitas dan Kearifan Lokal, Suku Badui Minta Sinyal Internet Dihapus di Wilayahnya

Banten | 8 Juni 2023, 20:05 WIB
Sejumlah warga Badui berjalan menuju Kantor Gubernur Banten untuk mengikuti tradisi Seba Badui di Kota Serang, Sabtu (29/4/2023). Tradisi yang berlangsung setiap tahun tersebut ditandai dengan penyerahan hasil panen serta penyampaian aspirasi warga Badui kepada pemerintah. (Sumber: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

BANTEN, KOMPAS.TV - Warga suku Badui di Kabupaten Lebak, Banten, meminta sinyal internet dihilangkan dari wilayahnya.

Permohonan penghapusan sinyal tersebut diprioritaskan untuk di wilayah Badui Dalam, yaitu Cikeusik, Cibeo di Cikartawana.

Kamis (8/6/2023), Bupati Lebak telah menerima permintaan itu melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Desa Kanekes, Saija.

Termuat dua poin permohonan dalam surat tersebut. Poin pertama adalah permohonan penghapusan sinyal internet, atau mengalihkan pemancar sinyal (tower), agar tidak diarahkan ke wilayah Tanah Ulayat Badui dari berbagai arah, sehingga Tanah Ulayat Badui menjadi wilayah yang bersih dari sinyal internet (blankspot area internet). 

Kemudian poin kedua permohonan adalah untuk membatasi, mengurangi atau menutup aplikasi, program dan konten negatif pada jaringan internet yang dapat memengaruhi moral dan akhlak generasi bangsa. 

Baca Juga: Bus Rombongan Mahasiswa Terguling Saat Menuju Kampung Baduy

Kepala Desa Kanekes, Saija menjelaskan, surat permohonan itu dikirim ke pemerintah usai melalui musyawarah dengan Barisan Kolot di Badui yang keberatan dengan dua tower yang memancarkan internet ke Tanah Ulayat Badui.

“Arahan dari Lebaga Adat Badui ada dua pemancar, satu di Cijahe dan kedua di Sobang, sinyalnya diarahkan ke luar Badui,” kata Saija Kamis (8/7/2023).   

“Usulan ini dibuat bertujuan sebagai upaya dan usaha kami pihak lembaga adat untuk memperkecil pengaruh negatif dari penggunaan internet terhadap warga kami,” ujar Saija.

Sementara di Badui Luar, sinyal masih dibutuhkan untuk keperluan bisnis dan komunikasi dengan pemerintah. 

“Kalau di luar kan banyak yang usaha, jadi masih dibutuhkan untuk bisnis online,” kata dia. 

Dikutip dari Kompas.com, Kamis, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahyadin mendukung permohonan penghapusan sinyal internet di Badui.

Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi upaya untuk mempertahankan kearifan lokal dan menjaga identitas suku Badui. 

Namun demikian, kata Imam, permohonan tersebut akan dibahas dahulu dengan stakeholder terkait. 

“Justru akan menambah banyak orang melakukan saba Budaya Badui tentunya dengan tetap menaati aturan setempat,” kata dia.

Baca Juga: Setelah dari Bandung, Anies Lanjutkan Safari Politik Kunjungi Masyarakat Baduy

 

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU