> >

Di Gili Trawangan, Ritual Rebo Bontong dan Mandi Safar Awali Gili Festival 2023

Bali nusa tenggara | 14 September 2023, 08:15 WIB
Ritual Rebo Bontong dilakukan dengan melarung buah-buahan yang melambangkan 99 Asmaul Husna dan kebersamaan ke laut di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/9/2023). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Ritual adat Rebo Bontong dan Mandi Safar mengawali Gili Festival di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/9/2023).

Sejak pagi, ratusan warga setempat dan Lombok tumpah ruah di pantai timur Gili Trawangan.

Mereka bersiap mengikuti ritual Rebo Bontong dan Mandi Safar.

Di daerah lain di Tanah Air, perayaan tradisi atau ritual ini biasa disebut sebagai Rabu Wekasan. 

Acara dibuka dengan selakaran atau melantunkan zikir dan selawat Nabi Muhammad SAW oleh warga secara bersama-sama. 

Baca Juga: Mandi Safar Gili Trawangan, Tradisi Tahunan Tolak Bala demi Bangkitkan Pariwisata usai Pandemi

Setelahnya, warga melakukan begibung, tradisi makan bersama dalam masyarakat Sasak.

Warga menyantap makanan yang dihidangkan dalam nampan besar dalam kelompok-kelompok kecil, biasanya 3-4 orang.

Begibung, tradisi makan bersama masyarakat Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Warga melakukan begibung sebelum ritual Rebo Bontong dan Mandi Safar di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Rabu (13/9/2023). (Sumber: Kompas.tv/Vyara) 

Usai begibung, ritual Rebo Bontong yang dipimping oleh tetua adat Haji Rukding, digelar.

Ritual yang digelar pada hari Rabu terakhir di bulan Safar atau bulan kedua penanggalan Hijriah ini sudah menjadi tradisi turun-temurun.

Digelar saban tahun, ritual ini bertujuan menolak bala atau musibah. 

“Selain tolak bala, (ritual dan tradisi ini juga) sebagai ajang promosi kembali pasca-pandemi, pariwisata di Gili Trawangan,” tutur Kepala Dusun Gili Trawangan Muhammad Husni kepada Kompas.tv, Rabu (13/9). 

Baca Juga: Meriah! Pawai 17 Agustusan di Gili Trawangan NTB, Emak-Emak dan Turis Asing Tak Ketinggalan

Ritual Rebo Bontong dilakukan dengan melarung sajen yang terdiri dari buah-buahan.  

“Ini semua jenis buah yang melambangkan kebersamaan, seperti kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Nanti akan dilarung ke laut, melambangkan 99 Asmaul Husna,” terang Husni.

Ritual Rebo Bontong diakhiri dengan Mandi Safar.

Ratusan warga langsung menceburkan diri – atau diceburkan – ke laut sebagai simbol membasuh kotoran dan menolak bala.

Ratusan warga melakukan Mandi Safar di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/9/2023). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Di sela Mandi Safar, warga juga melakukan begibung bersama keluarga mereka masing-masing.

Nur Aini dan Sutiah, misalnya. Beralas tikar di pasir pantai, dua perempuan paruh baya ibu anak ini berkumpul bersama anak cucu mereka dan menyantap lontong, opor ayam, dan rujak bersama.

“Sudah saya mandi tadi. Supaya kita sehat, panjang umur, murah rezeki,” tutur Sutiah, yang diaminkan Siti Nur Aini ibunya. 

Sutiah juga berharap, Gili Trawangan tempatnya tinggal tetap aman, nyaman, dan menyejahterakan warganya.

Keramaian ritual Rebo Bontong dan Mandi Safar ternyata tak cuma mengundang warga lokal.

Turis asing pun tak sungkan turut bergabung. Amura dari Venezuela salah satunya.

Bersama dua putri kecilnya, Amura turut mandi bersama warga di laut, pun begibung.

“Oh saya senang sekali. Menurut saya, tradisi ini menyatukan semua orang, dan membuat mereka relaks, juga bersenang-senang di air. Saya suka berbaur dengan warga lokal. Ini keluarga saya, keluarga kedua saya. Kami makan bersama. Saya juga sangat suka makan,” tutur Amura semringah.

Baca Juga: Tanam Koral dan Parade Bendera Bawah Laut Jadi Cara Penyelam di Gili Trawangan Rayakan HUT ke-78 RI

Adapun sejumlah pejabat setempat turut menghadiri Rebo Bontong dan Mandi Safar, di antaranya Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto.

Kemudian Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady, juga Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan dan Ekonomi Kreatif Restog Krisna Kusuma.

Rebo Bontong dan Mandi Safar mengawali Gili Festival, festival tahunan yang digelar dengan bermacam kegiatan mulai 13 hingga 16 September 2023.

Dalam festival ini, warga dan turis dapat menyaksikan beragam acara dan hiburan, seperti karnaval, presean atau seni pertarungan lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan dan perisai kulit kerbau, bersih pantai, lomba firedance, hingga triathlon.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU