> >

BMKG Mengimbau Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Banten Perode 19-20 Februari

Banten | 20 Februari 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi: logo BMKG. (Sumber: BMKG)

SERANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan penting bagi para nelayan dan pengguna kapal tongkang yang beraktivitas di perairan Banten. 

Diperkirakan gelombang tinggi mencapai 2,50 meter akan melanda perairan tersebut, khususnya di bagian selatan Banten, Samudera Hindia, dan Selat Sunda bagian selatan, pada tanggal 19 hingga 20 Februari 2024.

Tatang, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG dari Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, menyampaikan peringatan dini ini dengan tujuan menjaga keselamatan para pelaut. Dia menegaskan bahwa kondisi gelombang setinggi itu sangat berisiko bagi nelayan dan kapal tongkang yang sedang melintasi wilayah tersebut.

Selain gelombang tinggi, BMKG juga memperingatkan mengenai tiupan angin yang bergerak dari arah barat laut hingga utara dengan kecepatan mencapai 05-30 kilometer per jam.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: 26 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem 17-18 Februari 2024, Ini Daftarnya

Oleh karena itu, BMKG menyerukan agar para nelayan dan pengguna kapal tongkang meningkatkan kewaspadaan mereka saat berlayar.

"Kami berharap nelayan waspada dan hati-hati jika melaut karena gelombang di perairan Banten mencapai 2,50 meter," katanya.

Tidak hanya itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir di enam wilayah di Banten, termasuk Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang.

Peringatan ini penting mengingat cuaca buruk berpeluang terjadi terutama pada sore hari dan dapat menyebabkan berbagai bencana alam hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Ahmad Hadi, Kepala Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak, menyatakan bahwa sebagian nelayan di daerah tersebut, yang jumlahnya mencapai sekitar 3.600 orang, memilih untuk tidak melaut mengingat kondisi gelombang tinggi dan tiupan angin yang berpotensi berbahaya.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU