> >

Keluarga Terjun dari Apartemen Sempat Bisnis Kapal Ikan, Gulung Tikar Saat Covid, Ekonomi Berantakan

Jabodetabek | 19 Maret 2024, 08:30 WIB
Sejumlah personel Labfor Bareskrim Polri melakukan olah TKP jatuhnya satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/3/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan bahwa suami istri dari keluarga yang terjun bersama di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, sempat berbisnis kapal ikan.

Hady mengatakan bahwa polisi belum memiliki informasi yang cukup terkait ini, termasuk apakah suami istri tersebut pemilik bisnis kapal ikan atau bukan.

“Dulu yang bersangkutan punya kapal ikan. Saya kurang paham pemilik atau apanya,” kata Hady di Polres Jakarta Utara, Senin (18/3/2024).

Baca Juga: Ternyata Sang Istri Sempat Doa di Kelenteng Lantai Atas sebelum Lompat dari Apartemen Penjaringan

Sayangnya, bisnis kapal ikan itu gulung tikar alias bangkrut saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia. Saat itulah, perekonomian keluarga ini menjadi berantakan.

“Pas Covid usahanya ini bangkrut, di situlah mulai yang bersangkutan ekonominya kacau,” ungkap Hady.

Meski mengetahui bahwa satu keluarga yang terjun bersama di apartemen itu mengalami masalah ekonomi, polisi belum bisa menelusuri apakah korban terlilit pinjaman online (pinjol).

Polisi kesulitan mendapatkan informasi tersebut lantaran ponsel korban rusak ketika dibawa melompat dari lantai 22 gedung apartemen.

“Itu belum bisa saya jawab. Pinjolnya jenis pinjol apa, orang handphone-nya saja enggak bisa dibuka,” tegas Hady.

 

Hady bilang, pihaknya hanya bisa menelusuri data-data yang ada di dalam sim card korban. Sayangnya, ia belum bisa memberikan informasi karena penyelidikan tengah dilakukan.

Diberitakan sebelumnya, satu keluarga terjun bersama dari lantai 22 gedung Apartemen Teluk Intan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).

Satu keluarga tersebut terdiri atas ayah berinisial EA (51), ibu AEL (50), dan dua anaknya yang berusia remaja yakni perempuan berinisial JL (15) dan laki-laki JWA (13).

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan keempatnya tiba di apartemen pada pukul 16.02 WIB dan langsung masuk ke dalam lift.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Sekeluarga Diduga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen: 2 Anaknya Ternyata Tak Sekolah

Selama di dalam lift, EA sempat mencium kening istri dan kedua anaknya. AEL juga mengumpulkan ponsel suami dan kedua anaknya.

Pada pukul 16.05 WIB, mereka keluar dari lift di lantai 21, lalu naik menggunakan tangga darurat menuju rooftop apartemen atau lantai 22.

“Kemudian pukul 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," kata Agus pada Minggu (10/3/2024).

Polisi mengatakan empat orang dalam satu keluarga itu terjun bersama-sama dengan kondisi tangan saling terikat.

Disclaimer/ Kontak Bantuan

Berita ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri.  Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. 

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU