Santri Bunuh Ustazah di Pesantren Palangkraya Pakai Pisau Dapur, Mengaku Kesurupan dan Tidak Sadar
Kalimantan | 16 Mei 2024, 12:56 WIBPALANGKARAYA, KOMPAS.TV - FA, santri berusia 13 tahun telah diamankan polisi setelah nekat membunuh seorang ustazah berinisial N (35) di sebuah pesantren yang berada di Jalan Danau Rangas, Palangkaraya, Kalimantan Tengah atau Kalteng.
Aksi pembunuhan yang diduga dilakukan oleh pelaku FA terjadi pada Selasa (14/5/2024) sekira pukul 23.00 WIB.
Kasat Reskrim Polresta Palangkaraya, Kompol Ronny M Nababan, mengatakan motif pembunuhan tersebut diduga karena dendam lama.
Baca Juga: Kronologi Santri Bunuh Ustazah di Pesantren Palangkaraya, Wajah Korban Ditusuk Pakai Pisau Dapur
Saat melakukan pembunuhan terhadap N, kata Kompol Ronny, pelaku mengaku kesurupan dan tidak sadar.
"Pelaku merasa seperti kerasukan dan tidak sadar lagi karena dendam lama," kata dia dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (16/5).
Namun demikian, Kompol Ronny menyebut dugaan motif tersebut masih belum dipastikan karena masih dalam penyelidikan.
"Semua saksi masih kami periksa, keterangannya masih belum lengkap. Setelah semua keterangan lengkap, pimpinan akan menyampaikan informasinya," ujar Ronny.
Sementara itu, Kapolresta Palangkaraya Kombes Budi Santosa mengungkapkan kronologi pembunuhan tersebut berawal ketika pelaku FA sedang tidur di dalam Masjid As-Salam yang berada di lingkungan pesantren.
Baca Juga: Ibu yang Dibunuh Anaknya Pakai Garpu Tanah Ditusuk 10 Kali, Paling Mematikan Tusukan di Leher
Lalu, sekira pukul 23.00 WIB pelaku bangun dari tidurnya. Ia kemudian langsung menuju rumah korban yang juga berada di lingkungan pesantren.
"Pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci kemudian mengambil pisau yang berada di dapur," sambung Kombes Budi.
IA melanjutkan, pelaku kemudian mendatangi korban yang saat itu sedang tidur di kamarnya. Tanpa basa-basi, pelaku langsung menusuk wajah korban beberapa kali. Selain itu, pelaku juga sempat menusuk dada korban.
"Pelaku melakukan penusukan di bagian kepala korban sebanyak delapan tusukan dan di dada sebanyak satu tusukan," ucap Kapolresta Palangkaraya.
Tak hanya melakukan penusukan terhadap korban, pelaku FA juga sempat memukul mata kanan korban.
Baca Juga: Skenario FA usai Bunuh Paman yang Mayatnya Terbungkus Sarung, Sebut Korban Pergi ke Bali Tagih Utang
Korban N yang mendapat serangan tiba-tiba sempat berteriak minta pertolongan. Teriakan tersebut kemudian didengar oleh seorang guru di pesantren tersebut.
Tanpa membuang waktu, rekan korban pun langsung bergegas mendatangi lokasi kejadian dan menemukan korban N sudah bersimbah darah.
"Mendapati kejadian tersebut pengurus pesantren, kemudian bergegas membawa korban ke RS Bentang Pambelum untuk dilakukan pertolongan medis," tutur Budi.
Sayangnya, Budi Santosa mengatakan, meskipun sempat mendapatkan perawatan medis, nyawa korban ustazah N tidak tertolong.
"Korban kemudian dibawa ke RSUD Dorys Silvanus untuk dilakukan visum et repertum dan hasilnya korban tewas karena pendarahan hebat," ujar Kapolresta.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan Vina Cirebon, Polda Jabar Rilis Ciri-Ciri 3 Buron
Adapun pesantren yang menjadi lokasi kejadian meliburkan peserta didiknya karena masih dalam masa berkabung. Hingga saat ini pihak pesantren belum memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Tribunnews