> >

Fakta-Fakta Mengejutkan Siswi SD Diduga Dibakar Teman Sendiri: Korban Bullying dan Alami Gizi Buruk

Sumatra | 25 Mei 2024, 13:45 WIB
Aldelia Rahma (11), murid kelas 4 SD Negeri 10 Durian Jantung, Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman meninggal dunia setelah dibakar temannya sendiri. (Sumber: Tribun Padang)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kisah tragis yang menimpa Aldelia Rahma (11), murid kelas 4 SD Negeri 10 Durian Jantung, Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman, Sumatera Barat mengungkap banyak hal yang mengejutkan dan memilukan. 

Seperti yang diketahui, Aldelia meninggal dunia di RSUP M Djamil Padang, Selasa (21/5/2024), akibat mengalami luka bakar 80 persen dan gizi buruk.

Luka bakar yang dapat Aldelia itu diakibatkan kejadian di sekolahnya. Gadis malang itu diketahui menjadi korban bullying atau perundungan hingga diduga dibakar temannya sendiri

Berikut fakta-fakta terkait siswi SD yang diduga dibakar temannya sendiri hingga akhirnya meninggal dunia.

Korban Bullying yang Berakhir Tragis

Aldelia Rahma sering menjadi korban perundungan oleh teman-temannya di sekolah. Perundungan ini akhirnya berujung pada peristiwa tragis ketika Aldelia diduga dibakar oleh salah satu teman sekelasnya. 

Pada 23 Februari 2024, saat pelajaran olahraga, guru olahraga meminta para siswa untuk gotong royong membersihkan kelas. 

Di luar kelas, mereka menyalakan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan siswa. Dalam keadaan tersebut, seorang murid laki-laki menyiramkan Pertalite atau bensin ke tubuh Aldelia, yang langsung menyulut api dan membakar pakaiannya. 

Baca Juga: Kronologi Siswa SD Tewas Dibakar Teman Sekolahnya, Berawal Bakar Sampah saat Pelajaran Olahraga

"Bensin itu diarahkannya ke Aldelia sehingga api membakar pakaiannya," ujar kakak sepupu Aldelia, Dona, dikutip dari Tribunnews.

Sempat Berlari ke Kamar Mandi Namun Terkunci

Setelah api menyambar pakaiannya, Aldelia berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke kamar mandi, namun sialnya, pintu kamar mandi terkunci. 

Dalam keadaan tubuh yang masih terbakar, Aldelia berlari ke ruang kelas. Beruntung, guru olahraga melihat kejadian tersebut dan segera memadamkan api yang telah menghanguskan sebagian besar tubuh Aldelia. 

Melihat kondisi yang sangat parah, pihak sekolah langsung membawanya ke puskesmas terdekat sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Lubuk Basung.

Di RSUD Lubuk Basung, kondisi Aldelia dinilai terlalu parah untuk ditangani sehingga ia dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

"Di RSUD Lubuk Basung, keadaan Aldelia tidak bisa mereka jamin sehingga dibawa ke RSUP M Djamil," tutur Dona.

Perawatan Kurang Optimal hingga Alami Gizi Buruk

Baca Juga: Kata Polisi soal Kasus Siswi SD yang Tewas Dianiaya Teman saat Bakar Sampah di Sekolah

Saat tiba di RSUP M Djamil, Aldelia belum terdaftar sebagai peserta BPJS, sehingga keluarganya harus mengeluarkan biaya sendiri sekitar Rp2 juta lebih untuk pemindahan dan pengobatan awal. 

Meskipun akhirnya terdaftar sebagai peserta BPJS, perawatan yang diterima Aldelia dianggap kurang optimal. 

"Sekarang semua sudah ditanggung BPJS, tapi begitulah. Sebagai BPJS Aldelia tidak terlalu diacuhkan," sebut Dona.

Selama 35 hari di RSUP M Djamil, Aldelia menjalani empat kali operasi, namun luka bakar sebesar 80 persen hanya sembuh 5 persen saat ia diperbolehkan pulang. 

Karena kondisi Aldelia yang masih mengenaskan kondisinya justru makin memburuk. Bocah kelahiran September 2023 itu hanya bisa tiduran di rumah selama 2 bulan hingga bahkan mengalami gizi buruk.

Perhatian dari Pemerintah yang Terlambat

Kondisi kesehatan Aldelia yang semakin memburuk akhirnya menarik perhatian Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur. 

Bupati mendatangi rumah Aldelia dan berjanji untuk membantu pengobatannya. Suhatri Bur meminta Dinas Kesehatan dan RSUD Padang Pariaman untuk membawa dan menangani korban sepenuhnya. 

Baca Juga: Siswa SD 8 Buntao Terpaksa Diliburkan Buntut Tanah Ambles di Halaman Sekolah

Namun, bantuan tersebut datang terlambat, dan Aldelia meninggal dunia pada 21 Mei 2024 di RSUP M Djamil. 

Diketahui bahwa selama ini Aldelia tinggal bersama neneknya karena ibunya merantau, dan tidak pernah bertemu dengan ayahnya sejak kecil akibat perceraian orang tua.

Keluarga Tuntut Keadilan dan Ungkap Kejanggalan

Keluarga Aldelia melaporkan kasus ini ke Polres Pariaman untuk menuntut keadilan atas peristiwa tragis yang menimpa Aldelia. 

"Ada beberapa pihak yang bakal kami adukan dalam kasus ini. Kami serahkan ke pihak hukum dalam proses ini," ujar Dona

Mereka mencatat beberapa kejanggalan dalam penanganan kasus ini, termasuk kondisi fisik Aldelia yang memburuk saat dirujuk kembali ke RSUP M Djamil, seperti tubuh yang penuh memar dan mata yang bengkak serta mengeluarkan darah. 

Keluarga merasa ada banyak hal yang mengganjal dan berharap pihak berwenang mengusut tuntas kasus ini. 

"Kejanggalan itu seperti, sebelum Aldelia dirujuk kembali ke M Djamil Padang, kondisi fisiknya telah mulai pulih. Namun sampai di M Djamil Padang, tubuh Aldelia penuh memar dan matanya bengkak, mengeluarkan darah," ujarnya. 

Baca Juga: Siswi Kelas 4 SD di Kupang Juara 2 Olimpiade Matematika Tingkat Internasional

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews


TERBARU