> >

4 Fakta Tukang Bubur Ditangkap Densus 88 di Karawang: Residivis Teroris hingga Tertutup Identitas

Jawa barat | 16 Juni 2024, 14:05 WIB
Ilustrasi petugas Densus 88 Antiteror Polri. Densus) 88 Antiteror Polri mengangkap seorang terduga teroris di Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (15/6/2024).(Sumber: KOMPAS.com /ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengnangkap terduga teroris di di Kampung Kamojing Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (15/6/2024).

Tim Densus 88 bersama tim inafis melakukan penggeledahan kontarakan pelaku, sejak Sabtu pagi hingga siang hari.

Menurut informasi warga, terduga teroris berinisial AAR tersebut sehari-hari berprofesi sebagai tukang bubur sumsum.

"Iya (jualan) bubur sumsum," kata Ketua RW setempat, Rawan, dalam keterangannya, Sabtu, dikutip dari video Kompas TV.

Lebih lengkapnya, berikut sederet fakta terkait tukang bubur sumsum terduga teroris di Karawang ditangkap Densus 88:

1. Diduga Terafiliasi ISIS

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan, AAR diduga terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.

“Telah dilaksanakan penegakan hukum terhadap satu orang tersangka berinisial AAR yang terafiliasi dengan kelompok pendukung ISIS,” kata Trunoyudo, Sabtu.

2. Residivis Kasus Terorisme

Trunoyudo mengatakan, AAR merupakan residivis yang juga pernah terlibat dalam kasus terorisme.

Menurut penjelsannya, terduga teroris tersebut sempat ditangkap pada tahun 2011 dan 2018 terkait kasus tersebut.

“(Pernah) ditangkap atas perencanaan aksi teror menggunakan bahan peledak,” ujarnya.

Baca Juga: Densus 88 Selidiki Ledakan Potasium di Bogor, Polisi: Takutnya Ada Keterkaitan dengan Teroris

3. Densus 88 Temukan Bahan Peledak

Trunoyudo menyampaikan, dalam penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris tersebut, Densus 88 menemukan sejumlah bahan peledak.

Ia menyebut bahan peledak tersebut akan diganakan AAR untuk aksi teror.

"Turut diamankan juga beberapa komponen elektronik dan bahan peledak yang akan digunakan oleh tersangka dalam melakukan aksi teror,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

4. Terduga Teroris Selalu Tutupi Identitas

Ketua RW setempat, Rawan mengaku tidak mengetahui identitas terduga teroris tersebut, pasalnya yang bersangkutan selalu beralasan bahkan tidak mau mengenalkan dirinya.

"Saya itu sudah tiga kali menanyakan identitasnya. Tetapi dia selalu menolak dengan berbagai alasan. Ketika diajak berkenalan pun tidak menggubrisnya," kata Rawan.

Senada dengan Rawan, pemilik kontrakan, Asep juga mengaku tidak mengetahui identitas terduga teroris yang mengontrak di kontrakannya tersebut.

"Saya juga tidak tahu, jarang di sini," kata Asep, dikutip dari Tribun Jabar.

Sebagai informasi, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 itu mengontrak dikontrakan Asep sejak Mei 2024 lalu.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 8 Terduga Teroris yang Aktif Ikuti Latihan Paramiliter di Poso

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribun Jabar


TERBARU