Pernah Berafiliasi dengan JI, Ini Potret Upacara Bendera Perdana di Ponpes Darusy Syahadah Boyolali
Jawa tengah dan diy | 18 Agustus 2024, 10:05 WIB”Di akhir acara, Densus (Detasemen Khusus 88 Polri) itu bertanya, ’Siap tidak upacara bendera?’ Kami semua bareng-bareng menjawab siap. Ini komitmen kami bahwa kami tidak ingkar janji,” ucap Qosdi.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap 7 Anggota Jamaah Islamiyah
Kelancaran upacara, tambah dia, didahului oleh penyamaan persepsi soal kegiatan itu antara sesama santri dan pengurus pondok pesantren. Dijelaskannya, kegiatan itu sebagai bentuk mencintai negara. Hasil kajian mereka juga menunjukkan upacara dan agama tidak saling bertentangan.
”Dengan seperti ini, mereka nyaman melakukannya. Kalau dulu mungkin belum dikaji, jadi seperti apa upacara itu mereka belum tahu.”
Untuk itu, upacara bendera tersebut akan digelar kembali tahun-tahun berikutnya. Bahkan, lanjutnya, upacara serupa bakal diadakan guna memperingati hari besar lainnya, seperti Hari Santri.
”Upacara seperti menambah semangat begitu. Ini menambah rasa memiliki negara yang harus kita perjuangkan,” jelas Qosdi.
Sementara itu Mantan panglima perang JI di Indonesia, Abu Fatih, yang juga hadir dalam upacara tersebut, bersyukur bisa bergabung kembali ke Indonesia. Bagi dia, negara ini adalah rumah besar tempatnya untuk pulang. Kini, ia berharap agar eks anggotanya bisa ikut serta dalam pembangunan bangsa.
”Ini kita harapkan ke depan agar kita bisa berkontribusi dalam pengelolaan negara dengan cara yang baik. Tidak sekadar ingin ikut hidup,” ujar Abu Fatih.
Sedangkan, Kepala Sub-Direktorat Pendidikan Kesetaraan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Anis Masykur yang menjadi inspektur upacara di ponpes tersebut mengatakan, kurikulum yang diterapkan pada pondok pesantren itu akan dipantau kembali.
Ia perlu memastikan tidak ada lagi ajaran yang tak sesuai dengan prinsip moderasi beragama. Evaluasi juga akan dilakukan dari metode pengajaran.
Anis pun kagum dengan pelaksanaan upacara di pondok itu. Ia menilai, pengurus dan santri menyiapkannya secara serius. Hormat bendera dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada lagi yang ragu atau merasa enggan.
”Ini indikasi yang positif. Berarti sudah ada perubahan paradigmatik,” tandas Anis Masykur.
Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id