> >

Asyik Merekam Bentrokan, Wendy Tak Sadar Motornya Sudah Dibakar Massa: Ya Allah, Habis Sudah!

Peristiwa | 1 Juli 2020, 19:52 WIB
Salah satu motor milik warga dibakar massa saat terjadi bentrokan di Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Mandailing Natal, Senin (29/06/2020) sore. (Sumber: KOMPAS.COM/ORYZA PASARIBU)

MANDAILING NATAL, KOMPAS.TV – Wendy (23) baru sadar sepeda motor kesayangannya habis dibakar massa saat ada bentrokan warga dengan polisi di Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Mandailing Natal (Madina), Senin (29/06/2020).

Kejadian berawal saat Wendy berangkat dari Panyabungan ingin kembali ke Padang Sidempuan sekitar pukul 11.00 WIB. 

Saat melintas di Desa Mompang Julu, Mandailing Natal, dia melihat kumpulan massa di tengah jalan.

"Rupanya jalan sudah ditutup. Tapi saya tetap bertahan, biasanya itu tidak lama dan akan dibuka kembali," kata Wendy Rabu (1/7/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Wendy pun iseng-iseng merekam aksi bentrok tersebut melalui ponselnya, serta menayangkannya secara langsung atau live streaming di akun Facebook-nya.

Baca Juga: Massa Bakar Mobil Wakapolres dan Lukai 6 Polisi Saat Demo Minta Kades Mundur Gara-gara Pembagian BLT

"Sambil menunggu jalan dibuka, saya sengaja siaran langsung di facebook. Biar banyak orang yang tahu," ujarnya.

Ketika sedang asyik merekam aksi bentrokan tersebut, tiba-tiba sekelompok massa mengangkat sepeda motornya. 

Wendy baru sadar setelah men-zooming atau memperdekat kamera selulernya kalau sepeda motor itu merupakan miliknya.

Menurut cerita Wendy, situasi jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat itu masih kondusif meski sudah diblokade warga.

Dipicu Pembagian BLT

Warga yang kebanyakan kaum ibu-ibu dan anak-anak itu hanya menuntut agar kepala desa setempat untuk mundur. 

Mereka menilai pembagian Bantuan Tunai Langsung (BLT) untuk yang terdampak covid-19 dituding menyalahi.

"Saya menyaksikan dari awal aksi hingga terjadi bentrok, dan kejadian itu saya rekam dan siaran langsung di facebook. Mulanya aman-aman saja," tutur Wendy.

Kepala Polisi Resor Madina dan Sekda Pemkab Madina sampai turun ke lokasi dan menemui warga. Mereka melakukan mediasi dan membujuk warga agar membuka jalan.

Baca Juga: Protes Warga Sebabkan Mobil Wakapolres Dibakar, 6 Polisi Terluka, Kepala Desa Mengundurkan Diri

"Namun warga bersikeras, sebelum tuntutan mereka dipenuhi, jalan tidak akan mereka buka," kata Wendy.

Situasi semakin tidak kondusif ketika warga tidak mendapatkan apa yang mereka aspirasikan.

Padahal, jauh sebelumnya, warga sudah melaporkan tentang adanya pelanggaran hukum yang dilakukan kepala desa kepada polisi dan juga pemerintah setempat.

Menurut Wendy, warga kesal dan meminta agar bupati dan kepala desa dihadirkan.

Puncak Kerusuhan

Pukul 17.00 WIB jalan belum dibuka juga, ratusan warga masih berkumpul mendirikan tenda dan membakar ban bekas di tengah jalan.

Tiba-tiba dari arah berlawanan datang satu unit mobil water cannon dan sejumlah polisi datang ke arah warga yang berkumpul tersebut.

Sebagian warga berhamburan, sebagian tetap berada di tengah jalan. Sementara Wendy masih tetap santai merekam kejadian tersebut.

"Tiba-tiba saja, langsung ada teriakan dan lemparan batu dari arah warga. Mereka bergerak maju ke arah polisi. Jumlahnya tak terhitung, ratusan ada," ucap Wendy.

Baca Juga: Detik-Detik Mobil Via Vallen Ludes Terbakar

Amuk massa memuncak saat polisi menyemprotkan air dan menembakkan gas air mata. Wendy pun berlari ke arah samping jalan di sekitaran rumah warga.

"Warga bukan bersembunyi, namun berlari ke arah petugas sambil melempari dengan batu dan alat-alat lainnya. Semuanya laki-laki, yang perempuan masuk dan bersembunyi di dalam rumah," ungkap Wendy.

Ia mengaku sempat diteror warga dan diminta menjauh. Ketika berada di tengah antara warga dan petugas, ia masih terus merekam.

Wendy mengaku sempat terkena lemparan batu dan akhirnya mencari aman dengan berlari ke arah kelompok petugas. 

Sepeda motor yang awalnya diparkir di pinggir jalan ia geser ke halaman rumah warga.

"Waktu saya mindahin kereta, ada ibu-ibu yang manggil saya dan menyarankan kereta saya diparkir di dekat rumahnya. Dan saya yakin di situ aman," kata Wendy.

Baca Juga: Korban Kerusuhan Pesilat Masih Dirawat di Rumah Sakit

Wendy kembali ke arah kerumunan polisi. Dia melihat jelas, jumlah massa semakin banyak dan terus bergerak maju. Polisi kewalahan dan memilih mundur.

"Saya yakin mobil water canon polisi itu juga rusak parah, soalnya lemparan batu datang dari arah tak terduga. Polisi juga banyak yang kena," kata Wendy.

Detik-detik Motor Wendy Dibakar

Aksi sempat berhenti sebentar. Petugas sudah mundur. Namun ratusan massa masih berkumpul di tengah badan jalan. Sebagian masih ada yang terus melempari. Jarak massa dan polisi terpisah sekitar 50 meter. Di tengah-tengah ada dua unit mobil.

Wendy menjelaskan, saat itu dia melihat sekelompok warga mengangkat satu unit sepeda motor dan meletakkannya di tengah badan jalan. Dia terus merekam sambil menyuruh netizen untuk men-sharenya.

Tiba-tiba, Wendy curiga kalau sepeda motor yang diangkat warga itu mirip dengan sepeda motornya.

Dari jarak 50 meter, dia men-zooming kamera video selulernya. Wendy memastikannya lagi.

Sepeda motor Yamaha Xeon yang sudah dimodifikasi mirip dengan sepeda motor trail itu memang miliknya. Wendy terus merekam. Api menyala, dan membakar habis sepeda motornya.

Baca Juga: Mobil Via Vallen Dibakar, Pelaku Bawa Bensin dan Jenglot?

"Bang, kereta ku itu bang.. Ya Allah," ujar Wendy kepada polisi yang saat itu disampingnya.

"Keretaku itu... Ya Allah... Habis sudah," sambungnya dan masih terus melakukan siaran langsung.

Situasi mereda sekitar pukul 19.30 WIB, sebagian massa membubarkan diri. Wendy pun memberanikan diri mendatangi lokasi sepeda motornya yang dibakar.

Dia pasrah, sepeda motor kesayangannya yang dibeli dari hasil keringatnya sendiri habis dibakar massa.

"Tidak ada yang tersisa bang, tinggal kerangka saja," ujar Wendy sedih dan memotret puing-puing sepeda motornya.

Wendi menjelaskan, tidak hanya sepeda motornya saja, dua unit mobil juga habis dibakar.

Baca Juga: Ancam Ambulans Dibakar, 300 Warga Bersajam Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19

"Pertama kereta saya yang dibakar, baru ada dua mobil. Yang satu katanya punya Pak Wakapolres, dan satu lagi infonya punya tentara," kata Wendy.

Niat Wendy untuk pulang ke Padang Sidempuan terkendala. Selain karena aksi massa, sepeda motornya juga sudah tak ada lagi. Malam itu, Wendy mengaku bertahan di sekitar jembatan di dekat Markas Polisi.

Hingga pagi hari, setelah kondisi aman. Wendy pun pulang dengan menumpang angkutan umum.

"Siaran langsung di FB saya sudah saya hapus, saya takut dan malu juga. Apalagi saat sedang siaran langsung, kereta saya pula yang dibakar." cerita Wendy lirih.

Penulis : Idham-Saputra

Sumber : Kompas TV


TERBARU