> >

Partikel Amaterasu Terdeteksi Jatuh ke Bumi, Peneliti Kebingungan dari Mana Asalnya

Sains | 8 Desember 2023, 13:20 WIB
Ilustrasi ketika sinar kosmik berenergi sangat tinggi menghantam atmosfer Bumi. Sinar ini memulai rangkaian partikel sekunder dan radiasi elektromagnetik. (Sumber: Osaka Metropolitan University/Kyoto University/Ryuunosuke Takeshige/PA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Para astronom telah menemukan partikel langka berenergi sangat tinggi yang jatuh ke Bumi. Hal itu pun memicu kebingungan karena partikel tersebut berasal dari area kosong di angkasa.

Partikel yang dikenal sebagai Amaterasu ini merupakan salah satu sinar kosmik berenergi tinggi yang paling kuat yang pernah terdeteksi.

Keberadaannya menimbulkan kebingungan karena Amaterasu muncul dari local void, suatu wilayah kosong di ruang angkasa yang berbatasan dengan galaksi Bima Sakti.

Partikel ini memiliki energi lebih dari 240 exa-elektron volt (EeV), jutaan kali lebih besar daripada partikel yang dihasilkan oleh Large Hadron Collider, akselerator terkuat yang pernah dibuat manusia.

Hal ini setara dengan energi sebuah bola golf yang melaju dengan kecepatan 95 mil per jam.

Partikel Amaterasu berada di urutan partikel terkuat kedua setelah partikel Oh-My-God, yaitu sinar kosmik berenergi sangat tinggi lainnya yang memiliki energi 320 EeV, terdeteksi pada 1991.

Baca Juga: Penjelajah Antariksa China Zhurong Temukan Tanda-Tanda Air Pernah Ada di Bukit Pasir Planet Mars

Prof John Matthews dari University of Utah, Amerika Serikat, dan salah satu penulis makalah di jurnal Science mengungkapkan, peristiwa-peristiwa seperti supernova tidak memiliki cukup energi untuk menghasilkan partikel semacam ini. 

"Anda membutuhkan energi yang sangat besar, medan magnet yang sangat tinggi, untuk mengurung partikel tersebut ketika ia dipercepat." jelasnya, dikutip dari The Guardian.

Selain Matthews, Toshihiro Fujii, seorang profesor di Osaka Metropolitan University di Jepang, juga dibuat bingung dengan tingginya energi partikel ini.

Penulis : Almarani Anantar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian


TERBARU