> >

4 Kelebihan dan Kekurangan Internet Satelit Starlink Milik Elon Musk

Teknologi | 21 Mei 2024, 16:05 WIB
Layanan internet milik miliarder Elon Musk, Starlink, akan resmi beroperasi di Indonesia. (Sumber: AP Photo/Jae C. Hong, File)

Kit milik Starlink dilengkapi panduan pemasangan dan instruksi unduh aplikasi Starlink untuk menyiapkan perangkat. Proses pemasangannya singkat, kurang dari 30 menit.

4. Bisa menjangkau daerah terpencil

Starlink menyediakan layanan internet tanpa bergantung pada infrastruktur telekomunikasi fisik dan konvensional seperti kabel panjang. Karena itu, layanan ini memungkinkan disediakan hingga daerah terpencil. Starlink bahkan dapat bekerja saat jalur telekomunikasi putus dan mati listrik.

Kekurangan Starlink

Meskipun memiliki sederet keunggulan, Starlink memiliki sejumlah kekurangan yang dapat memengaruhi layanan internetnya. Berikut beberapa kekurangan Starlink.

1. Letak terminal internet wajib minim halangan

Terminal Starlink harus diposisikan di area dengan pemandangan langit tanpa halangan. Perangkat ini tidak boleh ditempatkan di dekat pohon atau bangunan tinggi. Starlink bekerja paling baik jika ditempatkan di tanah terbuka atau di atas atap. Pasalnya, frekuensi jaringannya tidak akan dihalangi penghalang fisik maupun gangguan cuaca.

Baca Juga: Kandas Gaet Tesla, Indonesia Cuma Dikasih "Starlink" oleh Elon Musk!

2. Lebih mahal dari layanan lain

Diberitakan Kompas.com, Jumat (17/5/2024), Starlink memiliki harga berlangganan yang lebih mahal daripada penyedia layanan internet asal Indonesia. Biaya langganan provider internet lokal dengan kecepatan mencapai 250 Mbps berkisar Rp400.000 - Rp500.000 per bulan. Sementara langganan Starlink dibanderol Rp750.000 per bulan.

3. Lebih cocok untuk wilayah terpencil

Starlink diciptakan untuk menjangkau wilayah terpencil. Namun, layanan ini dikabarkan tidak tepat dipakai di daerah perkotaan karena wilayah yang padat dapat mengganggu sinyalnya.

4. Performa tetap bisa menurun

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/5/2024), Starlink menggunakan jaringan berfrekuensi tinggi sehingga performanya bisa menurun apabila nantinya mulai banyak layanan lain memanfaatkan jaringan di frekuensi sama.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU