> >

Jejak Perang Badar yang Masih Terasa

Jelajah dunia | 26 Agustus 2021, 04:05 WIB
Ilustrasi Perang Badar. Perang Badar adalah pertempuran besar pertama umat Islam melawan kaum Quraisy yang terjadi pada 17 Ramadan 2 H (13 Maret 624). (Sumber: Kompas.com )

Baca Juga: Info Terbaru soal Umrah WNI, Pemerintah Tunggu Regulasi Resmi Arab Saudi

Usai salat asar, kami dipandu menuju lokasi berlangsungnya Perang Badar. Muhammad Ainul Yaqin, sang pemandu yang juga mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM), mengaku baru pertama kali ini ke Kota Badar meskipun telah tinggal selama empat tahun di Madinah.

Lokasi Perang Badar terletak tidak jauh dari Masjid ‘Areesh, sekitar 300 meter. Memasuki kawasan lokasi perang, suasana terasa berbeda. Terasa magis. Angin dingin berhembus menambah kesan syahdu. Hamparan pasir dan tonggak-tonggak tanaman mati menjadi saksi bisu, di situlah ribuan tahun silam berkecamuk perang yang dahsyat.

Badar adalah nama sebuah lembah yang letaknya di antara Makkah dan Madinah. Sejak masa pra Islam, lembah tersebut menjadi jalur kafilah-kafilah dagang asal Makkah atau Yaman yang hendak berniaga ke Syam (Suriah dan Lebanon). Tanahnya subur karena memiliki campuran pasir dan tanah dengan beberapa mata air, sehingga para kafilah bisa singgah beristirahat di lembah ini dengan nyaman.

Saat ini, lembah badar menjadi salah satu kota di wilayah Provinsi Madinah dengan nama lengkap Kota Badar Hunain. Meski demikian, sebagian wilayah lembah yang pernah menjadi lokasi pertempuran besar, yakni Perang Badar al Qubro, masih dibiarkan menjadi padang terbuka.

Di padang terbuka itulah, pertempuran besar antara umat Islam dari Madinah dan kaum kafir Quraisy dari Makkah terjadi. Perang besar di lembah Badar terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah atau 17 Maret 624 M. 

Dalam perang badar tersebut, Nabi Muhammad Saw memimpin langsung penyerangan terhadap kaum Quraisy. Peperangan itu melibatkan 313 kaum muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, serta 2 ekor kuda.  Sementara, pasukan dari kaum kafir Quraisy mengerahkan pasukan 1.000 orang, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, serta 300 kuda.

Baca Juga: Berharap Mekah Segera Dibuka, Inul Daratista: Masih Punya Janji Berangkatkan Umrah 65 Orang

Perang Badar diriwayatkan tidak memakan waktu lama. Hanya butuh waktu sekitar dua jam bagi pasukan muslim untuk menghancurkan pertahanan tentara kafir Quraisy. Lewat tengah hari, sebanyak 50 pemimpin pasukan kafir Quraisy tewas, termasuk Abu Jahal, paman Nabi Muhammad Saw.

Di Kota Badar, terdapat sebuah bukit pasir yang dinamakan Jabal Malaikat. Diriwayatkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 123-125, kemenangan besar umat Islam pada Perang Badar tidak lepas dari kekuasaan Allah Swt yang mengirimkan 3.000 malaikat yang turut membantu dibawah komando Malaikat Jibril.

Ribuan malaikat itu muncul dari balik Jabal Malaikat. Berbagai riwayat mengisahkan heroiknya pasukan dari golongan malaikat membantu umat Islam mengalahkan pasukan kafir Quraisy. Sengitnya pertempuran itu, oleh beberapa warga setempat diyakini sampai  saat ini masih terdengar di malam hari.

“Kalau malam hari, suara-suara kuda, adu pedang, dan teriakan-teriakan seperti peperangan, masih sering terdengar. Orang yang tinggal disini sudah terbiasa mendengar itu,” pungkas Salim, yang mengaku lahir dan besar di Kota Badar. 

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Istimewa


TERBARU