Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden Baru Timor Leste Ingin Dekati China, tetapi Enggan Terlibat Rivalitas Beijing-Washington

Kompas.tv - 5 Juni 2022, 10:40 WIB
presiden-baru-timor-leste-ingin-dekati-china-tetapi-enggan-terlibat-rivalitas-beijing-washington
Ilustrasi. Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta ketika dilantik pada hari Jumat, (20/5/2022). Ramos-Horta menegaskan ia tak ingin Timor Leste terjebak dalam rivalitas China-Amerika Serikat (AS). (Sumber: France24/Valentino Dariel Sousa)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Purwanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden baru Timor Leste, Jose Ramos-Horta menyatakan keinginannya untuk “memperluas hubungan bilateral” dengan China. Dalam pidato pelantikan pada 20 Mei lalu, Ia menyebut Prakarsa Sabuk dan Jalan China sebagai “visi luar biasa dari Presiden Xi Jinping.”

Meskipun demikian, Ramos-Horta selalu menegaskan ia tak ingin Dili terjebak dalam rivalitas China-Amerika Serikat (AS). Politikus 72 tahun itu mengaku tujuan pemerintahannya adalah menjaga jarak yang setara antara kekuatan utama dunia, sembari membuka pintu untuk investasi dan perdagangan.

“Apa yang kami inginkan adalah yang terbaik bagi kepentingan nasional kami. Dalam kasus saya, saya akan membuat keputusan yang merupakan kepentingan terbaik rakyat Timor Leste,” kata Ramos-Horta kepada This Week In Asia sebagaimana dikutip media berbahasa Inggris Hongkong, South China Morning Post, Minggu (5/6/2022).

“Kami menyambut hubungan kuat dengan semua, AS, China, Australia, Indonesia, dan negara-negara ASEAN lain. Kami tidak akan memihak siapa pun,” lanjutnya.

Baca Juga: China Kembali Kirim 3 Astronot untuk Selesaikan Pembangunan Stasiun Luar Angkasa Milik Sendiri

Lebih lanjut, Ramos-Horta menyatakan bahwa ia ingin menjaga Timor Leste jauh dari sorotan, terutama di tengah memanasnya rivalitas China-AS di kawasaan Indo-Pasifik.

“Kami tidak mengatakan suatu negara atau satu pihak lebih penting dari yang lain. Kami menginginkan hubungan baik dengan tetangga-tetangga kami. Negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru. Mereka semua penting bagi kami,” kata Ramos-Horta.

Walaupun mengindikasikan bakal mempererat kerja sama dengan China, Ramos-Horta menegaskan Dili tidak akan bernasib seperti Kepulauan Solomon atau Sri Lanka, dua negara yang terjebak utang luar negeri Beijing. Menurutnya, Timor Loste “tidak punya utang dari China.”

“Kami tidak dalam posisi untuk terjebak antara negara-negara besar, karena kami tidak punya utang seperti itu,” kata Ramos-Horta.

“Pada masa lalu, analis sering mengatakan saya terlalu dekat dengan AS, terlalu dekat dengan Australia. Sekarang mereka mengatakan saya terlalu dekat dengan China. Apa yang dikatakan orang tentang saya selalu berubah,” lanjutnya.

Anthony Nelson, waklil presiden bagian Pasifik dan Asia Timur di perusahaan konsultasi bisnis Albright Stonebridge Group, mengaku tak terkejut dengan pernyataan Ramos-Horta mengenai China.

Baca Juga: Ramos Horta, Presiden Timor Leste Peraih Nobel Perdamaian yang Kerap Hidup di Pengasingan

Dalam pidato pada 20 Mei lalu, Ramos-Horta menyatakan ingin mempererat hubungan bilateral dengan China di sejumlah sektor, di antaranya energi baru-terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan infrastruktur. Ia juga menyebut agenda prioriats Dili tetaplah menjaga hubungan dengan Indonesia dan Australia.

Menurut Nelson, China bisa membantu kebutuhan ekonomi dan pembangunan Timor Leste yang besar, terutama usai banyak proyek nasional yang disokong Barat dan Jepang macet.

“Negara-negara Barat seperti Australia dan AS terlambat menyadari bahwa fokus mereka pada isu-isu keamanan melampaui hubungan ekonomis tidak memenuhi kebutuhan para mitra di Pasifik,” kata Nelson.

“Ramos-Horta berharap keinginan China memperkuat pengaruh di kawasan akan menggerakkannya untuk berkomitmen atas proyek-proyek pembangunan yang cukup signifikan bagi Timor Leste untuk memutus siklus ketergantungan bantuan,” lanjutnya.\

Meskipun demikian, Nelson menyebut Timor Leste mestinya belajar dari pengalaman negara lain seperti Sri Lanka dan Laos. Dua negara itu menyetujui proyek yang disokong China dengan viabilitas komersial yang kecil.

Baca Juga: China dan Kepulauan Solomon Teken Draft Pakta Keamanan, Australia, Selandia Baru dan AS Khawatir


 



Sumber : SCMP


BERITA LAINNYA



Close Ads x