Kompas TV nasional sosial

Erick Thohir Beri Kuliah Umum, Ajak Mahasiswa Pikirkan Negara: Jangan Kebiasaan Jadi Penonton

Kompas.tv - 5 Juli 2022, 18:26 WIB
erick-thohir-beri-kuliah-umum-ajak-mahasiswa-pikirkan-negara-jangan-kebiasaan-jadi-penonton
Menteri BUMN Erick Thohir (Sumber: Antara)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Edy A. Putra

PURWOKERTO, KOMPAS.TV - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak mahasiswa untuk bersiap menjadi ujung tombak dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045.

"Sudah waktunya kalian mengisi. Jangan kebiasaan menjadi penonton. Kita negara yang kaya sumber daya alam (SDA) dan market yang besar, tetapi dari zaman Belanda dipakai untuk pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan negara lain," kata Erick, Selasa (5/7/2022).

Ia menyampaikan hal itu dalam kuliah umum bertajuk "Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital di era Disrupsi" di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.


Melalui keterangan resmi yang diterima KOMPAS TV, Erick mengajak ribuan mahasiswa Unsoed untuk memikirkan kedaulatan pangan dan energi di Indonesia melalui pengembangan teknologi dan digitalisasi.

"Kita harus memikirkan bagaimana caranya mengisi kemerdekaan dengan kedaulatan pangan, energi, maupun ekonomi," ungkapnya.

Erick menambahkan, pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya mengandalkan SDA, tetapi juga perlu diperkuat dengan knowledge based economy (ekonomi berbasis pengetahuan). 

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir: Mahasiswa Jangan Hanya Sibuk Pergerakan

Menurutnya, generasi muda bisa menjadi lebih tangkas dan adaptif dengan berbekal growth mindset (pemikiran maju). 

"Saya selalu senang datang ke kampus supaya ada link and match menyambungkan yang lulus untuk mendapat kerja," terangnya.

Erick menyampaikan tantangan yang sangat penting datang dari disrupsi digital yang mengubah pola kehidupan manusia hingga lapangan pekerjaan.

Ia menyebut tumbuhnya jenis pekerjaan baru akibat disrupsi digital tak sebanding dengan hilangnya jenis pekerjaan yang lama.

Oleh karena itu, pihaknya terus berkolaborasi dengan universitas dalam menciptakan jembatan antara pendidikan dan industri untuk mewujudkan kemandirian digital.

"Saya bicara dengan para rektor, kalau memang industrinya akan tutup, ya jenis pelajaran mahasiwa tersebut harus dikurangi karena lapangan kerjanya tidak ada lagi atau hilang. Makanya perlu kerja sama BUMN dan universitas-universitas," kata Erick menambahkan.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Google Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai 140 Miliar Dollar pada 2025

"Ekonomi digital adalah ekonomi masa depan kita dengan kesempatan dan market besar," kata dia.

Erick menilai pengembangan teknologi dan digitalisasi menjadi keharusan untuk mempersiapkan gelombang kedua dan ketiga disrupsi digital yang mulai terjadi.

Saat ini, ucap Erick, Indonesia sedang menghadapi tantangan lima disrupsi global mulai dari geo-ekonomi, demografi, lingkungan, kesehatan, dan teknologi. 
 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x