Kompas TV bbc bbc indonesia

Varian Omicron Menyebar Cepat di Indonesia, Kapan Pandemi akan Berakhir?

Kompas.tv - 6 Maret 2022, 22:59 WIB
varian-omicron-menyebar-cepat-di-indonesia-kapan-pandemi-akan-berakhir
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Edy A. Putra

Kelompok umur 60 tahun ke atas (lansia) merupakan yang paling rentan ketika terkena Covid.

Walau tidak sebanyak kelompok usia lain yang terkonfirmasi positif Covid, namun tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia didominasi oleh kelompok lansia (47%).

Kelompok rentan lainnya berasal dari yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Dari 6.100 lebih data yang tersedia, jumlah kematian penderita Covid yang memiliki komorbid sebagian besar adalah mereka yang sudah mengidap penyakit hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung.

Itulah sebabnya pemerintah 21 Februari lalu menginstruksikan semua rumah sakit untuk langsung menerima pengidap Covid yang memiliki komorbid walau masih bergejala ringan.

Vaksinasi masih belum tuntas

Vaksinasi menjadi langkah mitigasi andalan untuk memerangi gelombang penularan Covid.

Walau dinyatakan positif dari hasil tes, pengidap yang sudah divaksin tidak akan mengalami kesakitan yang parah selama tidak memiliki komorbid, menurut para pakar kesehatan.

Pada Desember lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan 208,2 juta penduduk Indonesia sudah disuntik vaksin Covid-19 pada Maret 2022. Mulai dari manula hingga anak-anak usia 6-11 tahun.

Menjelang bulan Maret, target itu masih belum terpenuhi. Hingga 28 Februari 2022, untuk pemberian dosis pertama masih 91 persen. Lalu untuk pemberian dosis kedua pun belum sampai 70 persen. Masih 30% lebih yang belum menerima vaksin dosis lengkap.

Sedangkan pemberian dosis ketiga (booster), yang dimulai 12 Januari lalu, baru 4,9 persen dari target.

Begitu pula vaksinasi untuk kelompok rentan pun belum memenuhi target. Untuk kelompok lansia, misalnya, baru setengah dari target yang menerima vaksinasi penuh atau dosis kedua. dan masih sedikit sekali yang menerima dosis ketiga (booster).

Menurut epidemiolog Najmah Usman, berdasarkan beberapa penelitian, lansia yang sudah mendapat dosis lengkap pun tetap berisiko tertular Covid dan mengalami kondisi kritis, dibanding mereka yang sudah mendapat dosis ketiga.

"Ini bisa jadi pertimbangan Kemenkes untuk mempercepat penyediaan vaksin booster untuk kelompok risiko tinggi, termasuk lansia, mengingat Omicron sungguh cepat penularannya dan bisa mengakibatkan kondisi kritis untuk lansia."

Sedangkan Profesor Tjandra Yoga Aditama menyatakan bila cakupan vaksinasi sudah 60 persen atas, biasanya akan makin besar tantangannya.

"Kemungkinan menghadapi dua kelompok, pertama kelompok orang yang tempatnya sulit dijangkau dan yang kedua adalah kelompok yang tidak mau divaksin dengan alasan apapun, mulai dari masalah keyakinan hingga kesehatan. Maka perlu ada upaya khusus menjangkau mereka," kata Tjandra.

Menurutnya, masalah seperti itu tidak hanya dihadapi Indonesia namun juga melanda negara-negara lain dalam memenuhi target vaksinasi.

Sementara itu, dari 34 provinsi, masih 10 lagi yang belum sampai 50% dari target dalam memvaksinasi warganya dengan dosis penuh.

Papua menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi terendah - baik untuk dosis pertama dan kedua yang belum sampai 32% - dan ini sangat berbeda dengan DKI Jakarta dan Bali yang sudah melampaui 100 persen dari target.

Masalah lain yang muncul adalah 20,8 juta orang melewatkan jadwal penyuntikan dosis kedua. Ada yang sudah lewat dari enam bulan dan ada yang masih kurang dari enam bulan.

Terbanyak dari jumlah itu ada di "Jawa Barat, kurang lebih 4 juta orang," kata Siti Nadia Tarmizi, juru bicara vasinasi Kemenkes saat dikonfirmasi BBC News Indonesia.

Kemenkes pun mengidentifikasi bahwa setidaknya ada 2,5 juta warga yang tidak segera mengakses vaksinasi dosis kedua selama lebih dari enam bulan.

Mengingat tingkat kemanjuran (efikasi) vaksin covid turun drastis dalam enam bulan, maka mereka diminta mengulang vaksinasi primer.

Bagaimana dengan tingkat keterisian pasien Covid di rumah sakit?

Dari 3.120 rumah sakit yang tersebar di Indonesia, sebanyak 76 persen (2.388) melayani pasien Covid dengan sekitar 102 ribu tempat tidur (kasur), berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan yang dihimpun dinas-dinas kesehatan daerah.

Juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa tingkat keterisian rumah sakit Covid (BOR) dalam beberapa hari terakhir hingga akhir Februari terus menunjukkan penurunan.

BOR merupakan persentase perbandingan tempat tidur yang tersedia dengan tempat tidur yang terpakai.

Menurut Kemenkes, persentase pasien Covid yang dirawat di rumah sakit per 26 Februari 2022 turun menjadi 36% dari hari sebelumnya (25/2) 37%. Pada data sepekan sebelumnya, yaitu 19 Februari, tingkat BOR sebesar 37,46 persen.

Profesor Tjandra menyebut bahwa mengingat pasien Covid kini relatif tidak sebanyak gelombang delta tahun lalu, kemungkinan jumlah tempat tidur yang tersedia itu belum dihitung maksimal.

"Jadi kalau BOR saat ini dihitung seperti Juni-Juli lalu, bisa lebih rendah lagi dari 30 persen," ujarnya.

Dia berharap rumah sakit tidak lagi kewalahan seperti menghadapi gelombang Delta tahun lalu setelah pemerintah kini memberikan layanan telemedisin bagi pengidap Covid bergejala ringan, yang cukup isolasi mandiri di rumah.

 

Artikel ini merupakan hasil liputan BBC Indonesia yang ditayangkan juga di Kompas.TV






Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x