Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Berinvestasi di Aset Kripto Sebaiknya Menggunakan Uang "Hilang", Ini Penjelasannya

Kompas.tv - 2 Maret 2022, 22:28 WIB
berinvestasi-di-aset-kripto-sebaiknya-menggunakan-uang-hilang-ini-penjelasannya
Ilustrasi investasi aset kripto. (Sumber: Freepik)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Berinvestasi di aset kripto atau cryptoaset sebaiknya menggunakan uang “hilang” atau uang yang memang tidak akan membuat pusing jika tiba-tiba hilang.

Kiat tersebut disampaikan oleh Joice Tauris Santi, penulis tentang Finansial dan Investasi, yang juga merupakan jurnalis Kompas.id.

Selain menggunakan uang “hilang”, sebaiknya pastikan terlebih dahulu bahwa dana prioritas sudah terpenuhi.

Tujuannya, agar investasi tersebut minus, kita tak perlu memusingkan uang “hilang” tersebut.

"Pake uang ilang kalo mau main crypto, (jadinya) kita gak usah pikirin uang itu kalo kenapa-napa. Kita udah beli aset crypto, kan itu naiknya cepet. Misal kita pasang uang 500 ribu pas udah naik jadi satu juta. keuntungan 500 ribu itu langsung (aja) ditarik," jelas Joice dalam siniar CUAN bertajuk "Cara Menghadapi Fluktuatif Cryptoaset", Rabu (2/3/2022).

Baca Juga: Sempat Melarang, Bappebti Klarifikasi soal Token ASIX Milik Anang Hermansyah

Melansir dari The Harvard Gazette, aset kripto adalah uang digital yang menggunakan teknologi blockchain.

Di Indonesia, kripto, seperti bitcoin, digolongkan sebagai aset karena tak bisa digunakan sebagai mata uang untuk pembayaran. Oleh karena itu, sistemnya sama seperti berinvestasi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah meningkatkan literasi finansial, dengan cara mencari informasi di internet.

Sebab, setiap instrumen investasi memiliki karakteristik yang berbeda. Biasanya, untuk berinvestasi di kripto kuncinya itu adalah lihai dalam mencari tren.

"Apa sih yang mempengaruhi harga? kebutuhan. Kalo banyak yang cari, pasti harganya naik. Misalnya trennya naik, tapi volumenya tipis. Hati-hati. Itu gak terkonfirmasi," jelasnya.

Penyebab Cryptoaset Sangat Fluktuatif

Seperti diketahui, baru-baru ini beredar berita heboh soal token ASIX, yang diduga tak memiliki izin resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Akibat pemberitaan tersebut, grafik token ini pun langsung terjun drastis. Fenomena ini dikenal sebagai fluktuasi aset kripto.

Joice menjelaskan, faktor yang memengaruhi fluktuasi cryptoaset, yakni supply (pasokan) dan demand (permintaan).

"Dipengaruhi oleh supply dan demand. Ya, sama deh kalo kita mau hari raya, inget gak? Pas ibu-ibu suka ngeluh harga bawang naik," tambahnya.

Melansir dari Investopedia, nilai pasar Bitcoin dipengaruhi oleh jumlah koin yang beredar dan banyaknya orang yang mau membayar. Oleh karena itu, aset kripto dibatasi hingga 21 juta koin.

Selain itu, lanjut Joice, di kripto memiliki komunitas dan eksportir, yang untuk menjalankannya diperlukan biaya yang tak sedikit.

Bahkan, dalam operasionalnya, kripto ini membutuhkan komputer yang super canggih dengan watt yang cukup besar karena harus terus menyala selama 24 jam.

"91 TW/H buat pc (personal computer) bitcoin itu setara dengan 0,5% konsumsi listrik di planet kita ini, loh," ujar Joice.

Selain pasokan dan permintaan, hal lain yang memengaruhi naik turunnya bitcoin adalah regulasi pemerintah.

Misalnya, saat pemerintah Cina tak memberikan izin untuk bitcoin, nilainya pun langsung turun drastis.

Berbeda dengan El Savador, yang merupakan negara pertama menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran, grafiknya langsung meningkat drastis.

Bukan hanya itu, pemberitaan positif di internet juga memberikan nilai tinggi pada bitcoin. Maka, tinggi-rendahnya aset kripto sangat dipengaruhi oleh situasi pasar.

Tantangan Cryptoaset di Indonesia

Di Indonesia, meskipun pemerintah sudah memberikan kanal yang terjamin, masih ada saja orang yang terjebak dengan iming-iming “cuan”.

Baca Juga: Rusia Invasi ke Ukraina, Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya Langsung Anjlok

Mayoritas adalah mereka yang jarang belajar seputar kiat-kiat berinvestasi yang baik dan tepat.

"Kebanyakan nih, orang itu tau crypto cuannya gede.  Nah, tapi sayangnya para investor crypto ini lupa sama yang namanya risiko."

Kasus semacam itu juga terjadi pada token ASIX. Banyak dari investor yang mengeluhkan hampir separuh dari uangnya hilang.

Oleh karena itu, lanjut dia, sebelum berinvestasi, sebaiknya perhatikan daftar pedagang kripto yang sudah terdaftar di BAPPEPTI.

Dengarkan perbincangan lainnya seputar keuangan dan investasi bersama Joice Tauris Santi dalam siniar CUAN. Yuk, segera dengarkan siniarnya agar literasi finansial kalian makin meningkat!




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x