Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Menkominfo Sebut UMKM Berperan Penting dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Pascapandemi

Kompas.tv - 14 Mei 2022, 05:17 WIB
menkominfo-sebut-umkm-berperan-penting-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional-pascapandemi
Peserta pameran UMKM menunggu pengunjung dalam pameran Indocraft 2020 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. (Sumber: Kompas/Totok Wijayanto)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, sektor ekonomi digital termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan penting dalam pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19.

Menurut dia, hal itu ditunjukkan melalui peningkatan kontribusi ekonomi digital yang konsisten terhadap produk domestik bruto Indonesia.

Baca Juga: Beri Bantuan untuk Pelaku UMKM Rp1,2 Juta, Jokowi: Jangan Buat Belanja Lebaran

“Di 2019 kontribusi-kontribusi ekonomi digital baru sekitar 2,9 persen yang meningkat menjadi sekitar 4 persen di tahun 2020,” kata Menteri Johnny pada Jumat (13/5/2022).

“Dan kita bersama mengusahakannya agar kontribusi ekonomi digital bagi PDB di tahun 2030 sekitar 18,8 persen.”

Untuk mencapai target tersebut, Johnny menuturkan, diperlukan usaha secara terkoordinasi, terorkestrasi dengan baik di semua lini kehidupan perekonomian digital.

Tak hanya di lingkup pemerintah pusat dan daerah, tapi juga para pelaku usaha, bahkan hingga para pembuat undang-undang peraturan.

Baca Juga: Panglima TNI Andika Sebut Paham ISIS Tak Berkembang di Sulteng: Masyarakat Ingin Hidup Damai

“Agar usaha bersama kita untuk meningkatkan kontribusi digital ekonomi bagi produk domestik bruto secara bertahap dari tahun ke tahun terus meningkat dan secara signifikan menyumbang GDP Indonesia sebesar 18,8 persen di tahun 2030,” tuturnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat ini terus mendorong transformasi digital bagi UMKM di Indonesia, salah satunya melalui Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM.

Program tersebut merupakan program pendampingan berkelanjutan untuk UMKM produsen di sektor pengolahan di 13 kawasan prioritas.

“Program ini akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online, melibatkan 165 fasilitator atau local heroes,” ujarnya.

Baca Juga: BLT UMKM Cair Lagi Tahun Ini, Rp600.000 Untuk 12 Juta Penerima

“Dan dilaksanakan di 15 lokasi Training Center yang tersebar di 13 kawasan prioritas. Indonesia ini besar, mengerjakannya tidak sederhana.”

Adapun 13 kawasan itu meliputi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, dan Kepulauan Seribu, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

“Hampir menjangkau seluruh kawasan nusantara. Untuk mendukung fasilitas pendampingan UMKM akan disediakan starterkit berupa paket data untuk 30.000 UMKM selama 6 bulan dan dilengkapi dengan aplikasi agregator sistem Point of Sales (PoS) dan learning management system,” ujarnya.

Melalui program adopsi teknologi digital UMKM 4.0 ini diharapkan dapat terjadi peningkatan level UMKM dari sisi adopsi teknologi digital yang dibagi berdasarkan empat level yaitu level beginner, observer, adopter, dan leader.

Baca Juga: Kemenag Umumkan Program 10 Juta Sertifikat Halal Gratis Bagi UMKM dan Pelaku Wisata di Indonesia!

Level beginner ditujukan bagi UMKM dengan dimensi bisnis dan keuangan dan teknologi yang masih rendah. 

“Level pertama beginner yang paling awal, menggunakan media sosial. Kita butuh mereka mengenal bagaimana menggunakan media sosial dengan baik,” ucap Menkominfo.

Kedua, observer atau menggunakan lokapasar (marketplace), bagi usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern namun dengan tingkat penggunaan teknologi yang cenderung rendah.

“Kita perlu memperjuangkan dan memperkenalkan marketplace,” ucap Menkominfo.

Baca Juga: Jokowi Ancam Umumkan Kepala Daerah yang Tak Dorong UMKM Masuk E-Katalog

Ketiga yaitu adopter, yaitu usaha-usaha dengan tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang cukup baik tetapi pengelolaan usaha masih cenderung tradisional, menggunakan platform fintech dan agregator dan Point of Salessystem

Sedangkan level leader merupakan usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern dan telah memiliki tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang relatif tinggi.

“Atau menggunakan Big Data 3D modelling, QR Code, Augmented Reality atau Virtual Reality,” tutur Menteri Johnny.




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x