Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

AS Panik OPEC+ Pangkas Produksi Minyak hingga 2 Juta Barrel per Hari: Keputusan Tidak Bijaksana

Kompas.tv - 10 Oktober 2022, 14:17 WIB
as-panik-opec-pangkas-produksi-minyak-hingga-2-juta-barrel-per-hari-keputusan-tidak-bijaksana
Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menilai keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak plus mitra, OPEC+, yang akan memangkas produksi minyak, sebagai tindakan tidak pantas.

OPEC+ akan memangkas produksi minyak hingga 2 juta barrel per hari (bph), yang setara dengan 2 persen pasokan global. Yellen menyebut hal itu akan memperparah resesi ekonomi global. 

Dilansir Bloomberg, Senin (10/10/2022), Yellen mengatakan tindakan OPEC+ akan menimbulkan pengetatan pasokan minyak mentah dan potensi harga energi yang lebih tinggi. 

“Keputusan OPEC+ tidak membantu dan tidak bijaksana,” kata Yellen.

Baca Juga: Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Tegaskan Rusia Mitra Penting, OPEC Tidak Bisa Dipaksa Usir Mitra

Sementara itu, pemerintah Rusia mengapresiasi keputusan OPEC+ tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memuji negara-negara berpengaruh di internal OPEC yang telah melakukan kerja seimbang, bijaksana, dan terencana. 

“Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika,” ujar Peskov, Minggu (9/10/2022), dikutip dari Associated Press.

Peskov mengungkapkan AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC. Terlihat dari upaya Washington berusaha memompa cadangan minyaknya ke pasar global. 

“Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan semacam itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” tuturnya.


Baca Juga: IEA: Pasokan Gas Dipakai untuk Musim Dingin 2022, Eropa Akan Krisis Gas Akut di 2023

OPEC+ telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak hingga 2 juta bph setelah mereka melangsungkan pertemuan di Wina, Austria, 5 Oktober lalu. 

Keputusan pemangkasan produksi diambil dengan pertimbangan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat dan ekonomi global yang melemah.

Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan, OPEC+ perlu proaktif karena bank sentral di seluruh dunia bergerak terlambat mengatasi lonjakan inflasi dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Ia mengeklaim pemotongan produksi sebesar 2 juta bph didasarkan pada angka-angka dasar yang ada.

Arab Saudi menolak tuduhan bahwa OPEC+ “berkolusi” dengan Rusia untuk mendorong harga energi lebih tinggi. Arab Saudi mengatakan, Barat sering didorong oleh arogansi kekayaan ketika mengkritik OPEC. 




Sumber : Bloomberg/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x