Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Bitcoin Tembus US$ 50.000, Diprediksi Terus Meningkat di Tahun 2024

Kompas.tv - 14 Februari 2024, 00:00 WIB
bitcoin-tembus-us-50-000-diprediksi-terus-meningkat-di-tahun-2024
Ilustrasi mata uang Bitcoin. (Sumber: Onov3056, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mata uang kripto atau cryptocurrency Bitcoin mencatatkan harga tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Pada Senin (12/2/2024) siang waktu Amerika Serikat (AS), harga Bitcoin diperdagangkan pada angka US$ 50.200 atau sekitar Rp 782.869.000.

Bahkan pada sebelumnya di pagi hari, harga Bitcoin sempat mencapai US$ 50.314 (Rp 784.646 830).

Bitcoin telah melonjak hingga US$ 49.000 (Rp 764.155.000) pada 11 Januari saat peluncuran ETF, tetapi kemudian turun kembali ke level awal Desember 2023 sebelum pengumuman SEC. 

Dalam tahun 2024 ini, BTC kurang lebih telah mengalami kenaikan harga lebih dari 18 persen.

Sementara itu, Ethereum berada di sekitar US$ 2.650 (Rp 41.326.750) pada level tertinggi di empat minggu dan naik 15% sejauh ini pada tahun 2024.

Harga Bitcoin kali ini menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir setelah mencapai puncaknya pada November-Desember 2021 silam.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 3 TSK Kasus Ruko Bitcoin Curi Listrik

Harga Bitcoin ini diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2024 di tengah sejumlah dorongan yang akan terjadi untuk Bitcoin.

Halving yang akan datang pada bulan April dan aliran partisipasi institusional, yang diharapkan sebagai hasil dari peluncuran ETF, dinilai menjadi faktor pendorong harga Bitcoin.

Namun, menurut Joel Kruger, ahli strategi pasar di LMAX Group, faktor yang paling penting adalah adopsi mainstream ETF spot bitcoin.

"Sekarang bahwa ETF spot bitcoin telah disetujui, akan lebih banyak usaha dari institusi tradisional untuk mempromosikan proposisi nilai bitcoin," kata Kruger dikutip dari Investor's Business Daily, Selasa (13/2/2024).

Namun, kata Kyle DaCruz, Direktur Produk Aset Digital di VanEck, masih harus dilihat kekuatan penuh terkait aliran dana institusional.

DaCruz menilai, sebagian besar penasihat keuangan masih belum memiliki akses ke ETF karena banyak platform memerlukan penelitian dan parameter lainnya yang harus dipenuhi dan biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan.

"Saya pikir ketika itu berubah, maka Anda akan berbicara tentang pengungkapan sejati dari aset keuangan multitriliun dollar," ujarnya. 

Baca Juga: Meski Bitcoin Masih Merah, Elon Musk: Saya akan Tetap Mendukung Dogecoin


 



Sumber : Investor's Business Daily


BERITA LAINNYA



Close Ads x