Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Jalur Arteri Diprediksi Lebih Lowong dibanding Tol Saat Mudik, Bisa jadi Jalur Alternatif

Kompas.tv - 25 Maret 2024, 19:16 WIB
jalur-arteri-diprediksi-lebih-lowong-dibanding-tol-saat-mudik-bisa-jadi-jalur-alternatif
Kemacetan terjadi selepas Gerbang Tol Cikampek Utama, Purwakarta, yang menuju ke Cikopo, Jumat (29/4/2022). (Sumber: KOMPAS/RADITYA HELABUMI)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memprediksi, volume lalu lintas di jalan arteri atau jalan non-tol tidak akan terlalu padat dibanding jalan tol, saat arus mudik. Sehingga, pemudik bisa menggunakan jalan arteri sebagai jalur alternatif. 

"Ikuti petunjuk Kepolisian atau BUJT (Badan Usaha Jalan Tol), ke jalan arteri. Jalan arteri itu trafiknya berkurang signifikan kok ketika jalan tolnya sudah padat," kata Anggota BPJT Unsur Masyarakat Tulus Abadi dikutip dari Breaking News Kompas TV, Senin (25/3/2024). 

Selain itu, ada jalan tol fungsional yang bisa dimanfaatkan pemudik. Yaitu jalan tol yang pembangunan fisiknya sudah selesai tapi belum resmi beroperasi. 

Jalan tol fungsional ini masih gratis dan hanya dibuka mulai pukul 06.00 sampai 17.00. 

Baca Juga: Cara Pakai Fitur Travoy Journey dari Jasa Marga, Bisa Tahu Jarak, Tarif Tol, hingga CCTV Real Time

Berikut Jalan Tol Fungsional untuk Arus Mudik-Balik Lebaran 2024:

1. Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2B Cikeas-Cibitung 19,65 kilometer

2. Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Ruas Kutanegara-Sadang 8,5 kilometer

3. Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo Ruas Colomandu-Klaten 22,3 kilometer

4. Tol Bangkinang-Koto Kampar 24,7 kilometer

5. Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 2 Kuala Tanjung-Indrapura 9,47 kilometer dan Seksi 3-4 Tebing Tinggi-Sinaksak 47,15 kilometer

6. Tol Indrapura-Kisaran Seksi 2 Lima Puluh-Kisaran 32,15 kilometer

Tulus juga meminta pemudik mempersiapkan perjalanan mereka sebaik mungkin. Terutama dari sisi kesiapan sopir dan performa ban. 

Menurut Tulus, penyebab kecelakaan terbanyak di jalan tol adalah sopir yang mengantuk dan kelelahan, serta mobil mengalami pecah ban. 

Baca Juga: Jalanan Lebih Padat Jelang Lebaran, KAI Imbau Penumpang Atur Waktu agar Tak Ketinggalan Kereta

"Jangan sampai sopirnya ngantuk tapi masih dipaksakan. Dan bannya dicek betul," ujar Tulus. 

Apalagi saat ini sedang terjadi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir di sejumlah wilayah. Kondisi itu menyebabkan fenomena aquaplaning. 

Aquaplaning adalah kondisi dimana ban kendaraan kehilangan traksi atau penapakan pada permukaan jalan saat melewati genangan air hujan di jalanan. 

Baca Juga: Simak, Berikut Daftar Link Perusahaan BUMN yang Gelar Mudik Gratis Lebaran 2024

Fenomena ini dapat menyebabkan kehilangan kendali atas kendaraan, terutama bagi pengemudi truk yang sering berhadapan dengan kondisi jalan yang basah.

"Aquaplaning itu satu kondisi ketika ban tidak bisa "menggigit". Jadi ketika digas kayak terbang. Itu harus diantisipasi. Cek bannya, kalau gundul, sudah tervulkanisir, ya jangan dipakai," ucapnya. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x