Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Jokowi soal Infrastruktur: Produksi Jagung dan Kelapa kalau Nggak Ada Jalan Mau Dibawa Kemana?

Kompas.tv - 22 April 2024, 20:22 WIB
jokowi-soal-infrastruktur-produksi-jagung-dan-kelapa-kalau-nggak-ada-jalan-mau-dibawa-kemana
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pentingnya pembangunan infrastruktur jalan untuk kemajuan ekonomi daerah. Hal itu ia sampaikan saat meresmikan jalan di Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo pada Senin (22/4/2024). (Sumber: BPMI Setpres)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

GORONTALO, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pentingnya pembangunan infrastruktur jalan untuk kemajuan ekonomi daerah.

Hal itu ia sampaikan saat meresmikan jalan di Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo pada Senin (22/4/2024). 

Pembangunan jalan di wilayah tersebut merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan konektivitas dan produktivitas di daerah. 

“Kalau di sini ada produksi kelapa, ada produksi jagung, kalau nggak ada jalan mau dibawa ke mana? Jalan sangat penting untuk menaikkan produktivitas di sebuah daerah,” kata Jokowi dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Presiden, Senin (22/4/2024).

Untuk tahun ini, Provinsi Gorontalo telah menerima dana sebesar Rp161 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan lima ruas jalan dengan total panjang 46 kilometer. 

Baca Juga: Pupuk Subsidi sudah Bisa Ditebus, Cukup Pakai KTP tapi Hanya di Kios Resmi

Jalan-jalan tersebut melintasi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo Utara.

Warga sekitar pun mengaku sangat terbantu dengan keberadaan jalan tersebut. 

“Ini dulu jalan setapak, jangankan kendaraan roda empat, sepeda pun tak bisa lewat. Adanya jalan ini berasa pengaruhnya pada perekonomian masyarakat setempat,” tutur Herman, salah satu warga setempat.

“Petani produktivitasnya makin meningkat karena akses jalan ini. Adanya jalan mempermudah akses jalur produksi bagi masyarakat,” ungkap Irwan, petani setempat. 

Sebelumnya, Jokowi juga meresmikan Bandar Udara (Bandara) Panua Pohuwato, di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Senin.

Baca Juga: Lebaran Usai tapi Harga Gula Masih Tinggi, Bahkan di Papua Capai Rp28.980/Kg

Presiden Jokowi berharap, keberadaan infrastruktur ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar.

“Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.

Bandara Panua Pohuwato yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp437 miliar memiliki luasan terminal 990 meter persegi. 

Dengan landasan pacu sepanjang 1.200 meter x 30 meter, taxiway 150 meter x 170 meter, serta apron 110 meter x 70 meter bandara ini dapat didarati pesawat jenis ATR 72-600. 

Presiden menyatakan, keinginannya agar landasan pacu tersebut diperpanjang agar pesawat jenis ATR full bisa mendarat.

Sehingga bisa lebih memperkuat fungsi bandara dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal.

Baca Juga: Stok Gula di Ritel Modern Kosong, Kemendag Sebut karena Harga Internasional Sedang Tinggi

“Ini tadi saya naik ATR, karena pesawat kepresidenan enggak bisa mendarat, pesawat perintis. Oleh sebab itu, tadi saya perintah di terminal tadi, runway-nya harus ditambah panjang lagi, sehingga ATR full bisa masuk ke Pohuwato,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya keberadaan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global. 

Presiden pun mengatakan, sebagai negara besar dengan 514 kabupaten/kota, 38 provinsi, dan 17 ribu pulau, Indonesia memerlukan infrastruktur yang memadai guna mendukung konektivitas dan kompetisi ekonomi.

“Semuanya memerlukan infrastruktur, baik itu untuk pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan infrastruktur untuk konektivitas, baik itu yang namanya pelabuhan, baik yang namanya jalan, baik itu yang namanya bandara," terang Jokowi. 

"Kalau tidak kita miliki, negara kita akan kalah bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan negara yang lain. Produk-produk kita tidak bisa bersaing dengan negara lain, kalah bersaing dengan negara-negara lain,” tuturnya.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x