Dari Rp11,16 triliun itu, 75 persennya akan ditutup dari pinjaman CDB dan 25 persennya dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Nah pada 7 Februari 2024 lalu, pinjaman Rp6,9 triliun dari CDB sudah cair dengan bunga 3,1 hingga 3,2 persen. Agus menerangkan, dana tersebut akan dipakai salah satunya untuk membayar biaya konstruksi kepada sejumlah kontraktor.
"Kalau penggunaannya tentu saja untuk bayarin kontraktor untuk konstruksi. Seperti contohnya dari Wijaya Karya, mereka juga kan ada beberapa yang memang terakhir sempat untuk bayar dan sebagainya. Minimal itu yang diselesaikan. Kan kontraktornya banyak, ada yang dari China, Indonesia, dari mana-mana kita selesaikan," tuturnya.
Namun dia tidak merincikan proyek konstruksi yang mana yang akan dilunasi menggunakan dana pinjaman dari CDB.
Baca Juga: Pengamat: Beban Layanan Publik hingga Bansos DKI Capai Rp18 T, Bisa Dihemat dengan Penonaktifan NIK
Yang jelas, KAI sudah memiliki daftar kontrak yang akan didahulukan pelunasannya menggunakan dana pinjaman itu.
"Karena memang terminnya kan sudah sesuai ya, diatur pencairannya kapan, langsung dibayarkan ke mana, ke siapa saja, sudah ada listnya itu. Kontraktornya itu sudah ada urutannya, kita prioritaskan itu," ucapnya.
Di saat proyek KCJB masih berdarah-darah, pemerintah justru sudah merencanakan pembangunan kereta cepat sampai Surabaya.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan segera membentuk tim untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
“Untuk kereta cepat Jakarta–Surabaya, kami sepakat segera tim dibentuk,” kata Luhut dalam unggahan di akun Instagramnya, Minggu (21/4) lalu.
Baca Juga: Pendaftaran PPK Pilkada DKI Jakarta Dibuka Hari Ini, Simak Syarat dan Ketentuannya
Luhut yakin, kereta cepat Jakarta-Surabaya banyak peminatnya. Ia merujuk data penumpang KCJB dalam tiga bulan terakhir, dimana rata-rata penumpang mencapai 15.000 penumpang per hari dan terus meningkat. Pada puncak arus mudik Lebaran mencapai 21.422 penumpang, naik 34 persen.
Menurut Luhut, hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sudah selayaknya dilanjutkan sampai ke Surabaya.
“Kami semua sepakat agar task force yang dibentuk dapat menindaklanjuti kerja sama strategis ini dalam waktu dekat,” sebutnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.