Kompas TV entertainment seni budaya

Apresiasi Karya Dua Seniman: Bentara Budaya Yogyakarta Pamerkan "Dua Petarung"

Kompas.tv - 16 Desember 2023, 01:00 WIB
apresiasi-karya-dua-seniman-bentara-budaya-yogyakarta-pamerkan-dua-petarung
Salah Satu Kegiatan dari Pameran seni Dua Petarung di Bentara Budaya Yogyakarta yang berlangsung sejak tanggal 13 - 19 Desember 2023 (Sumber: Bentara Budaya Yogyakarta)
Penulis : Almarani Anantar | Editor : Iman Firdaus

Baca Juga: Pameran Lukisan Kolaborasi 4 Pelukis, Memacu Dunia Seni Rupa

Amrus Natalsya

Amrus Natalsya, sebagai pelopor berdirinya Sanggar Bumi Tarung di Yogyakarta pada tahun 1961, tetap aktif dan memiliki dedikasi tinggi terhadap cita-citanya tentang keterlibatan kerakyatan dalam seni.

Keturunan Minangkabau yang lahir pada hari Natal di Sumatera Utara, ini juga dikenal dengan karya-karya patungnya yang mengagumkan, khususnya patung yang terbuat dari bahan dasar kayu. 

Selain sebagai seniman yang berbakat, Amrus juga telah berpameran di berbagai kota, menunjukkan kontribusinya yang besar dalam dunia seni rupa Indonesia.

Pasca perubahan politik di Indonesia pada tahun 1965, Amrus dan rekan-rekannya dari Sanggar Bumi Tarung mengalami masa yang sulit.

Mereka ditahan oleh pihak berwajib dan harus menjalani masa penahanan yang berkepanjangan, ada yang selama lima tahun bahkan hingga tiga belas tahun di penjara.

Selama masa penahanan tersebut, para perupa ini tidak dapat melanjutkan aktivitas seni mereka. Mereka baru bisa kembali menciptakan karya setelah dibebaskan.

Setelah keluar dari penjara, Amrus tetap menggeluti dunia seni sebagai seorang pematung, dan bahkan mulai melibatkan diri dalam seni lukis.

Pada masa pandemi Covid-19, Amrus lebih banyak menciptakan lukisan yang mencerminkan kondisi negeri ini sebagai dampak dari pandemi. 

Karya-karya inilah yang akan dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran ini menjadi kesempatan untuk melihat bagaimana seniman seperti Amrus mengungkapkan pemikirannya melalui karya seni, terutama dalam menghadapi peristiwa yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Pameran ini menjadi kesempatan untuk menghargai perjalanan panjang dan warisan seni dari dua seniman yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan seni di tanah air.

Misbach Tamrin

Misbach Tamrin merupakan seorang perupa asal Banjarmasin yang terkenal dengan karyanya yang realistis. Misbach adalah salah satu anggota Sanggar Bumi Tarung dan pada saat itu merupakan anggota termuda di antara mereka.

Meskipun tidak tinggal lama di Yogyakarta, pada tahun 1964, ia memutuskan untuk kembali ke Banjarmasin. Namun, setahun setelahnya, Misbach kembali ke Yogyakarta dan mengalami nasib serupa dengan rekan-rekannya di sanggar, yaitu ditahan oleh pihak berwajib.

Pada tahun 1965, Misbach Tamrin ditahan selama tiga belas tahun oleh pihak berwajib. Sikap dan pilihan yang diambilnya sebagai seorang aktivis seni rupa membawa konsekuensi yang berat ini.

Masa penahanan tersebut membuatnya tidak dapat melanjutkan karyanya sebagai seniman. Meskipun demikian, ketahanan dan semangatnya dalam menghadapi masa sulit tersebut menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip seni dan kebebasan berekspresi.

Dalam pameran ini, Misbach Tamrin akan memamerkan karyanya yang mengisahkan tentang aktivitas Sanggar Bumi Tarung yang berkolaborasi dengan masyarakat.

Salah satu contohnya adalah lukisan yang menggambarkan kegiatan sanggar bersama komunitas nelayan di Pantai Trisik.

Lukisan-lukisan ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi seni, tetapi juga mencerminkan keterlibatan aktif sanggar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya dalam konteks aktivitas nelayan.

Baca Juga: 10 Karya Seni Kontroversial yang Hebohkan Masyarakat Dunia, Ada Lukisan Pembunuh Anak

Amrus dan Misbach mewakili dua figur yang mencerminkan para seniman dari Sanggar Bumi Tarung. Mereka telah menjalin persahabatan sejak masa muda, mengalami berbagai liku-liku hidup bersama, termasuk masa sulit ketika harus menjadi tahanan pemerintah selama beberapa tahun.

Perubahan suasana politik pada era reformasi membuka jalan bagi para seniman dari Sanggar Bumi Tarung untuk kembali mengeksplorasi dan berpartisipasi dalam dunia seni. Meskipun sebagian dari mereka telah tampil secara individu, keberadaan mereka sebagai kelompok seni tetap memberikan dampak yang signifikan.

Perupa-perupa ternama dari Sanggar Bumi Tarung, seperti Djoko Pekik, Amrus Natalsya, Misbach Tamrin, dan Harjiyo, telah menciptakan karya-karya yang dikenal dan diapresiasi oleh para pecinta seni rupa.

Pameran yang akan diselenggarakan di Bentara Budaya Yogyakarta ini mengundang kita untuk merenung dan mengingat sebuah kelompok seni yang memancarkan semangat dan keberpihakannya pada kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Idealisme inilah yang menjadi pendorong semangat utama di dalam Sanggar Bumi Tarung. 

Pameran ini bukan hanya menjadi wadah untuk mengapresiasi karya seni mereka, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang kelompok seni yang telah memberikan kontribusi besar terhadap dunia seni rupa Indonesia.

Bentara Budaya dengan tulus mengundang #SahabatBentara untuk ikut hadir dan turut serta dalam pameran yang bertajuk "Dua Petarung" ini. Mari bersama-sama memberikan apresiasi kepada dua perupa besar, Amrus Natalsya dan Misbach Tamrin, yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk seni.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x