JAKARTA, KOMPAS.TV - Hadir di program ROSI, KompasTV, aktor Reza Rahadian bicara banyak soal keresahan dirinya dan alasan sampai rela ikut aksi demonstrasi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (22/8/2024).
"Kenapa sekarang sih Reza? (Pada) 2014, 2019, kamu sangat berhati-hati?" tanya Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi sang host Rosi.
"Sudah akumulatif ya, sebuah keputusan ini terlalu jauh, putusan MK diutak-atik, itu keresahan semakin memuncak. Saya menghormati ada sebuah isu tersendiri kan saat pilpres kemarin, dan kita menghormati itu, kita sudah punya Presiden terpilih. Nah, kenapa putusan MK yang ini tidak mereka hormati? Malah mencoba diutak-atik?" beber Reza.
Rosi kemudian mencoba menggali lebih dalam dengan sebuah tayangan saat Reza diwawancarai KompasTV di tengah lautan pengunjuk rasa. Di sana, Resa terlihat berkaca-kaca dan menahan tangisnya.
Baca Juga: Malam Ini di ROSI: Simak Resahnya Reza Rahadian setelah Aksi Kawal Putusan MK
"Saya melihat kamu sedih sekali saat (presenter Kompas TV) Ni Luh mewawancarai," ujar Rosi.
"Saya terluka sangat dalam," kata Reza.
"Anda seperti mau menangis?" tanya Rosi.
"Ya memang, ini emosional. ini sedikit keterlaluan. Ini udah, saya seperti udah nggak tahu harus percaya sama siapa lagi melihat negeri ini," sahut aktor pemeran tokoh Aris dalam serial drama Layangan Putus itu.
"Apa yang kamu tangisi?" tanya Rosi kembali.
"Sebuah nilai demokrasi itu yang dipreteli, menurutku ya, ada hal substantif di dalam itu semua, dan itu terjadi di depan mata. Saya sebagai rakyat melihat ini kenapa diakal-akalin? Kayak rakyat nggak melihat, gitu. Kayak rakyat otaknya nggak nyampe dengan akal-akalan yang mereka buat," tutur Reza.
Rosi sempat mengungkapkan keterkejutannya ketika Reza berani dan lantang bersuara soal kekuasaan yang dimiliki segelintir orang.
"Banyak yang mengatakan kepada saya, 'gila, Reza berani banget!' Banyak yang akan kamu pertaruhkan. Saya suka kamu berdiri (orasi) di sana. Reza keras lho mengatakan di panggung orasi, soal 'republik ini bukan hanya untuk satu keluarga'," seru Rosi.
"Bukan hanya milik keluarga tertentu," Reza meluruskan.
"Kita melihat situasi politik sekarang, kan semua orang melihat itu, nggak bisa menutup mata soal narasi saya itu. Namun akhirnya kontrol sosial berhasil, kan. Mereka (DPR) membatalkan (revisi) RUU (Pilkada) tersebut. Di sinilah indahnya demokrasi. Kita akhirnya melihat, Dewan Perwakilan Rakyat masih mendengar aspirasi kita," tutup Reza.
Baca Juga: Ikut Orasi di Gedung DPR, Reza Rahadian: Ada Putusan Bagus dari MK, tapi Masih Saja Mau Dijegal
Seperti diketahui Revisi RUU Pilkada membuat geram masyarakat Indonesia. Pasalnya, Badan Legislasi (Baleg) DPR secara kilat membuat draf revisi yang isinya dinilai bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Tagar Peringatan Darurat pun menggema sejak Rabu (21/8/2024) sebagai ekspresi kemarahan masyarakat Indonesia yang melihat ada upaya 'pembegalan' demokrasi lewat revisi RUU Pilkada.
Ekspresi ini dituangkan dalam aksi demonstrasi yang dihadiri oleh ribuan massa di depan gedung DPR RI pada Kamis (22/8/2024). Aksi unjuk rasa juga serentak dilakukan di berbagai wilayah, misalnya Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lainnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.