Kompas TV feature tips, trik, dan tutorial

7 Masalah Umum Anak Malas Makan dan Cara Mengatasinya

Kompas.tv - 30 November 2021, 16:18 WIB
7-masalah-umum-anak-malas-makan-dan-cara-mengatasinya
Ilustrasi. Masalah menyusui atau memberi makan pada bayi dapat berkisar dari semprotan ludah yang tiba-tiba, noda wortel di rambut, hingga penolakan untuk makan. (Sumber: pixabay.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

Sebagian besar bayi siap untuk makanan padat antara 4 dan 6 bulan, tetapi beberapa mungkin merasa makanan padat sulit untuk ditangani pada awalnya. Hasilnya? Bayi mungkin tampak muntah saat menyusu atau makan.

Jika bayi Anda kesulitan menelan makanan padat, cobalah mengurangi makanan di sendok. Jika bayi Anda masih tersedak, mereka mungkin belum siap untuk makanan padat. Penyedia layanan kesehatan anak Anda juga dapat memeriksa alasan lain kenapa bayi Anda tersedak terus-menerus.

5. Membuat berantakan

Kadang-kadang bayi "memberi makan lantai", sering kali ada fase yang berantakan ketika bayi menghabiskan lebih banyak waktu bermain atau menjatuhkan makanan daripada memakannya.

Tanda-tanda klasik kemandirian makan ini sering muncul pada sekitar bulan kesembilan, ketika si kecil ingin sekali mengontrol pemberian makan dan berinteraksi dengan makanannya.

Meskipun sering kali ada kekacauan ketika Anda membiarkan bayi Anda memegang sendok, langkah ini penting dalam membantu bayi Anda belajar, tumbuh, dan menjadi lebih mandiri.

6. Alergi Makanan

Alergi makanan mengaktifkan sistem kekebalan, terjadi pada hingga 8 persen anak-anak dan dapat muncul tiba-tiba. Gejalanya mulai dari diare, muntah, ruam, atau sakit perut hingga masalah pernapasan dan pembengkakan wajah/tubuh.

Alergi makanan yang paling umum di antara anak-anak adalah susu, kedelai, telur, gandum, kacang-kacangan, dan kerang, meskipun anak-anak (dan orang dewasa) bisa alergi terhadap makanan apa pun.

Intoleransi makanan lebih umum daripada alergi makanan. Meskipun gejalanya mungkin serupa, intoleransi makanan melibatkan sistem pencernaan bayi, bukan sistem kekebalan.

Intoleransi makanan yang umum termasuk masalah dengan laktosa, jagung, atau gluten. Gejala intoleransi makanan termasuk gas, kembung, diare, dan sakit perut.

7. Meludah atau muntah

Meludah tampaknya menjadi perbuatan bayi yang hampir universal. Kabar baiknya adalah bahwa gumoh cenderung memudar saat bayi mencapai ulang tahun pertama mereka.

Anda dapat mengurangi kemungkinan bayi Anda muntah dengan menyendawakannya secara teratur, menghindari makan berlebihan, menjaga bayi tetap tegak saat Anda menyuapinya, dan menghindari bermain dengan bayi segera setelah makan.

Refluks adalah ketika isi perut kembali naik ke kerongkongan bayi. Untuk membantu mengatasi refluks, beri makan bayi sedikit lebih sedikit atau lebih lambat setiap kali makan; mengganti atau melonggarkan popok bayi; menjaga mereka tetap tegak setelah makan setidaknya selama 30 menit (misalnya, duduk di ayunan atau kursi mobil); batasi bermain aktif setelah makan; angkat kepala tempat tidur bayi dengan menyangga kasur (bukan dengan bantal atau boneka binatang) di bawah kepala anak.

Baca Juga: Tanda Bayi Siap Terima Makanan Tambahan dan Jenis yang Disarankan

Muntah dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari  sistem pencernaan yang belum matang, infeksi, obat-obatan, dan mabuk perjalanan.

Meskipun muntah biasanya sembuh dengan sendirinya, hubungi dokter anak jika bayi Anda tampak dehidrasi, muntah atau muntah yang kuat selama lebih dari 24 jam, Anda melihat darah dalam muntah, anak tampak kesakitan, atau tidak dapat menahan cairan.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x