Kompas TV internasional kompas dunia

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa EASA: Boeing 737 Max Aman

Kompas.tv - 21 Desember 2020, 21:23 WIB
badan-keselamatan-penerbangan-uni-eropa-easa-boeing-737-max-aman
Boeing 737 Max merupakan jenis pesawat seperti yang dimiliki Lion Air dan Ethiopian Airlines yang jatuh hampir dua tahun lalu. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Edwin Shri Bimo

LONDON, KOMPAS TV - Kepala Badan Keselamatan Penerbangan Eropa EASA menyatakan dirinya sekarang ‘yakin’ Boeing 737 Max aman untuk terbang, demikian dilaporkan BBC.

Direktur Eksekutif EASA Patrick Ky mengatakan lembaga yang dia pimpin sudah “melakukan semua” dalam mengkaji pesawat dan analisis mendalam pada perubahan desain yang dikerjakan pembuatnya, Boeing.

Boeing 737 Max dilarang terbang sejak Maret 2019, menyusul jatuhnya dua Boeing 737 Max yang menewaskan total 346 orang.

Boeing 737 Max sudah terbang di dalam negeri Amerika Serikat dan Brazil, sementara di Eropa, EASA diperkirakan akan memberi ijin pesawat tersebut mulai kembali terbang di Eropa pertengahan Januari tahun depan.

Kecelakaan pertama Boeing 737 Max terjadi pada Oktober 2018, saat pesawat maskapai Lion Air Indonesia jatuh di Laut Jawa.

Baca Juga: Jalan Panjang Boeing 737 MAX Untuk Kembali Mengudara

Kecelakaan kedua terjadi atas Boeing 737 Max milik Ethiopian Airlines yang jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa empat bulan setelah pesawat Lion Air jatuh.

Software kendali pesawat yang tidak benar dianggap para penyelidik sebagai penyebab kedua kecelakaan, dimana software itu aktif disaat yang salah sehingga membuat pesawat menukik dan jatuh.

Sejak jatuhnya pesawat maskapai Ethiopia, EASA menggelar pengkajian menyeluruh dari seluruh desain Boeing 737 Max terlepas dari pengkajian yang dilakukan regulator penerbangan Amerika Serikat, FAA.

Patrick Ky menjelaskan, kajian yang dilakukan EASA melampaui penelitian atas penyebab dua kecelakaan dan modifikasi yang diusulkan Boeing.

Baca Juga: Boeing 737 MAX Kembali Mengudara Secara Komersial

“Kami bahkan lebih jauh, mengkaji seluruh kendali pesawat, dan seluruh mesin pesawat,” tambahnya.

Tujuan EASA melakukan sejauh itu, menurut Patrick, adalah untuk mencari apapun yang mungkin bisa menyebabkan kegagalan apapun (dalam penerbangan).

Agar bisa kembali terbang, pesawat yang ada saat ini harus dilengkapi software komputer baru dan modifikasi instrumentasi kokpit serta kabel pesawat.

Baca Juga: Lagi-lagi Insiden Menimpa Boeing 737 Max

Pilot ke depan harus menjalani pelatihan wajib, dan setiap pesawat harus menjalani uji terbang untuk memastikan seluruh perubahan telah dilaksanakan secara tepat.

Regulator penerbangan Amerika Serikat juga mewajibkan hal yang sama.

Hasilnya, tegas Patrick Ky, “Kami sangat yakin sekarang (Boeing 737 Max) itu adalah pesawat yang sangat aman,”

Banyak (pengujian) untuk sertifikasi keamanan Boeing 737 Max dikerjakan oleh FAA dan EASA menggunakan hasil kerja FAA berdasarkan kesepakatan internasional.  

Namun saat FAA sekarang menghadapi bertiupnya angin kritisisme karena mengijinkan pesawat gagal untuk melayani penumpang, Patrick Ky mengatakan, pekerjaan akan dilakukan secara berbeda.

“Yang pasti ada pelajaran yang diambil dari situ, yang akan memicu tindakan baru dari sisi kami,” jelasnya

Baca Juga: Garuda Indonesia Batal Beli 49 Pesawat Boeing 737 Max 8

Persisnya, bila EASA bukan otoritas utama yang melaksanakan kerja tentang keselamatan, itu akan mengkaji keputusan orang lain dengan lebih teliti,”Kami akan melakukan kajian keamanan kami sendiri, yang akan jauh lebih komprehensif dari sebelumnya,” tuturnya.

Namun apakah regulator telah kehilangan kredibilitas dan kepercayaan public sejak kecelakaan tersebut?

“Saya harap tidak,” kata Ky, “Saya pikir kami telah meraih banyak kemajuan dalam mengukur apa yang salah dan apa yang bisa dibuat lebih baik,”

“Saya harap kepercayaan publik kepada kepada kami saat kami katakana, kami yakin pesawat itu aman untuk terbang,”




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x