Kompas TV internasional kompas dunia

Ekonomi Amerika Serikat Tumbuh 5,7% tahun 2021, Rebound dari Resesi Tahun 2020 akibat Covid-19

Kompas.tv - 28 Januari 2022, 00:07 WIB
ekonomi-amerika-serikat-tumbuh-5-7-tahun-2021-rebound-dari-resesi-tahun-2020-akibat-covid-19
Pelabuhan kontainer di Long Beach, California. PDB Amerika Serikat, yaitu total output barang dan jasa meningkat 5,7 persen tahun 2021, pertumbuhan tahun kalender terkuat sejak lonjakan 7,2 persen tahun 1984 setelah resesi sebelumnya. (Sumber: Nikkei)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baca Juga: Amerika Serikat Putuskan Pelecehan Seksual di Militer sebagai Tindak Pidana dan Bisa Masuk Penjara

Pelabuhan kontainer di California tercatat salah satu yang paling tidak efisien. PDB Amerika Serikat, yaitu total output barang dan jasa meningkat 5,7 persen tahun 2021, pertumbuhan tahun kalender terkuat sejak lonjakan 7,2 persen tahun 1984 setelah resesi sebelumnya. (Sumber: Reuters)

Tetapi investasi swasta meroket 32 persen lebih tinggi, didorong oleh lonjakan persediaan bisnis karena perusahaan menimbun untuk memenuhi permintaan pelanggan yang lebih tinggi. Peningkatan persediaan, pada kenyataannya, menyumbang 71 persen dari pertumbuhan kuartal keempat.

“Kejutan sisi atas sebagian besar datang dari lonjakan persediaan, dan detailnya tidak sekuat yang diterjemahkan berbagai headline,” Kathy Bostjancic, kepala ekonom keuangan Amerika Serikat, Oxford Economics, dalam sebuah catatan penelitian.

Timbul dari resesi pandemi 2020, rebound yang sehat telah diharapkan untuk tahun 2021. PDB menyusut 3,4 pada tahun 2020, penurunan setahun penuh paling tajam sejak penurunan 11,6 persen pada tahun 1946, ketika negara tersebut mengalami demobilisasi setelah Perang Dunia II.

Merebaknya Covid-19 pada bulan Maret 2020 membuat pihak berwenang memerintahkan lockdown, di mana dunia usaha tiba-tiba tutup atau mengurangi jam kerja. Pengusaha secara mengejutkan harus memangkas 22 juta pekerjaan. Ekonomi kemudian tenggelam ke dalam resesi yang dalam.

Tetapi tingkat suku bunga yang sangat rendah, suntikan bantuan pemerintah yang besar, termasuk cek USD1.400 untuk sebagian besar rumah tangga, dan peluncuran vaksin yang meluas berhasil menghidupkan kembali perekonomian. Banyak konsumen mendapatkan kembali kepercayaan diri dan sarana keuangan untuk keluar dan berbelanja lagi.

Kebangkitan permintaan begitu kuat, pada kenyataannya, sehingga membuat dunia usaha lengah. Banyak yang berjuang untuk mendapatkan persediaan dan pekerja yang cukup untuk memenuhi peningkatan pesanan pelanggan yang cepat.

Dengan banyaknya orang yang sekarang bekerja dari jarak jauh, kelangkaan menjadi sangat akut untuk barang-barang yang dipesan untuk di rumah, mulai dari peralatan rumah tangga, peralatan olahraga hingga peralatan elektronik. Dan dengan pasokan chip komputer yang sangat terbatas, dealer mobil juga sangat kekurangan kendaraan.

Pabrik, pelabuhan, dan penampungan peti kemas kewalahan, alhasil rantai pasokan menjadi terjerat lalu inflasi mulai meningkat.

Selama 12 bulan terakhir, harga konsumen melonjak 7 persen, inflasi tahun-ke-tahun tercepat sejak 1982. Makanan, energi, dan otomotif termasuk di antara barang-barang yang harganya paling melonjak.

Akhir tahun lalu, perekonomian mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Penjualan ritel, misalnya, turun 1,9 persen dan manufaktur melambat pada bulan Desember ke level terendah dalam 11 bulan, menurut indeks manufaktur Institute for Supply Management.

 




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x