Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

China Tegaskan Tidak Memihak Konflik Ukraina, Ajak AS Renungkan Peran Mereka di Sana selama Ini

Kompas.tv - 15 Maret 2022, 18:38 WIB
china-tegaskan-tidak-memihak-konflik-ukraina-ajak-as-renungkan-peran-mereka-di-sana-selama-ini
Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komite China, Yang Jiechi, bertemu Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan di Roma, Italia, 14 Maret 2022. Menanggapi peringatan Amerika Serikat untuk tidak membela Rusia, China mengajak AS merenungkan secara mendalam peran yang telah dimainkannya selama ini dalam perkembangan krisis Ukraina, dan melakukan sesuatu yang praktis untuk meredakan ketegangan. (Sumber: Xinhua via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BEIJING, KOMPAS.TV - China pada Selasa (15/3/2022) menegaskan sikap mereka terhadap konflik Ukraina yang "sepenuhnya objektif, tidak memihak dan konstruktif".

Melansir Associated Press, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menegaskan, "Posisi dan pernyataan China tentang masalah Ukraina sepenuhnya objektif, tidak memihak dan konstruktif. Kami memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk mempromosikan de-eskalasi situasi dan mengakhiri konflik sesegera mungkin."

Zhao menegaskan, China “sangat berduka” oleh “situasi hari ini,” dan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai.

Lijian mengeluarkan pernyataan setelah penasihat presiden Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan, dan penasihat senior kebijakan luar negeri China Yang Jiechi bertemu di Roma hari Senin (14/3). Dalam pertemuan itu, AS mencari klarifikasi atas sikap Beijing terhadap Moskow.

Pemerintahan Biden dilaporkan semakin khawatir China menggunakan perang Ukraina untuk memajukan kepentingan jangka panjang Beijing dalam persaingan China dengan AS.

Hari Selasa, duta besar Uni Eropa untuk China, Nicolas Chapuis, meminta China untuk mendukung Ukraina. “Tidak ada yang disebut netralitas,” katanya.

Berbicara kepada wartawan pada briefing harian, Zhao Lijian mengatakan, "AS menciptakan dan menyebarkan disinformasi... Ini bukan hanya tidak profesional, tetapi juga tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab."

“Apa yang harus dilakukan AS adalah merenungkan secara mendalam peran yang telah dimainkannya selama ini dalam perkembangan krisis Ukraina, dan melakukan sesuatu yang praktis untuk meredakan ketegangan di Ukraina,” katanya, mengacu pada anggapan China bahwa Rusia diprovokasi oleh ekspansi NATO dan ancaman terhadap keamanannya.

Baca Juga: Disebutkan Dalam Konflik Rusia - Ukraina, Apa Itu NATO?

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menanggapi peringatan Amerika Serikat untuk tidak membela Rusia dengan mengajak AS merenungkan secara mendalam peran yang telah dimainkannya selama ini dalam perkembangan krisis Ukraina, dan melakukan sesuatu yang praktis untuk meredakan ketegangan. (Sumber: AP Photo/Liu Zheng)

Selain itu, China berulang kali menuduh AS menyebarkan informasi yang salah atas laporan bahwa Beijing memberi tanggapan positif permintaan Rusia untuk pasokan militer.

Beijing telah menolak untuk mengkritik Rusia atas invasinya ke Ukraina, atau bahkan menolak menyebut konflik itu sebagai “perang”.

Pada pertemuannya dengan Yang, Sullivan mencari kejelasan tentang sikap Beijing, memperingatkan China bahwa bantuan untuk Rusia, termasuk membantu Rusia menghindari sanksi yang dijatuhkan oleh kubu pimpinan AS, akan mahal risikonya bagi China.

Kremlin membantah laporan pihaknya meminta peralatan militer China untuk digunakan dalam perang.

Sesuai dengan preferensi Rusia, Zhao menyebut perang itu sebagai “masalah Ukraina.” Beijing juga menentang sanksi yang memukul ekonomi Rusia.

Zhao juga mengatakan gelombang ketiga bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh China untuk Ukraina tiba di Polandia hari Senin.

Dalam komentarnya, Chapuis Uni Eropa mendesak China untuk mendukung Ukraina dan “membantu Eropa untuk menghentikan perang.”

“Kami benar-benar meminta semua teman China kami untuk mengutuk agresor dan mendukung korban,” kata duta besar dalam diskusi di Center for China and Globalization, sebuah think tank yang berbasis di Beijing.

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x