Kompas TV internasional kompas dunia

Giliran Bank Sentral Myanmar Perintahkan Simpanan Mata Uang Asing Ditukar ke Mata Uang Kyat Myanmar

Kompas.tv - 5 April 2022, 21:06 WIB
giliran-bank-sentral-myanmar-perintahkan-simpanan-mata-uang-asing-ditukar-ke-mata-uang-kyat-myanmar
Seorang pria menunjukkan uang kertas baru Myanmar pada tahun 2020. Dalam perintah bank sentral Myanmar pada hari Minggu, 3 April 2022, semua kepemilikan mata uang asing harus dikonversi ke mata uang lokal yang menyebabkan banyak orang di negara yang diperintah militer tersebut khawatir akan potensi kerugian. (Sumber: AP Photo/Thein Zaw, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

BANGKOK, KOMPAS.TV — Bank Sentral Myanmar dilaporkan memerintahkan seluruh pemegang mata uang asing yang disimpan di rekening bank yang berada di Myanmar untuk menukarnya dengan mata uang Kyat Myanmar, seperti laporan Associated Press, Selasa, (5/4/2022).

Bisnis dan individu mendapat pemberitahuan hari Minggu, bahwa mulai Senin, (4/4/2022) mereka harus mengubah dolar dan mata uang asing lainnya menjadi kyat dalam satu hari atau menghadapi konsekuensi hukum.

Mata uang asing hanya dapat dikirim ke luar negeri dengan persetujuan pemerintah, katanya. Dikatakan rincian lebih lanjut dari aturan akan mengikuti.

Perintah tersebut membuat khawatir kalangan pemegang simpanan mata uang asing, seperti eksportir dan pelaut Myanmar terutama atas potensi kerugiannya.

Junta militer Myanmar saat ini menghadapi serangkaian sanksi setelah merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021, menggulingkan pemerintah terpilih negara itu.

Perintah untuk menyerahkan valuta asing menunjukkan pihak berwenang mungkin kekurangan mata uang keras yang dibutuhkan untuk membayar utang dan membeli pasokan utama seperti minyak, gas dan senjata.

Mata uang keras juga diperlukan untuk membayar utang luar negeri, yang bagi Myanmar mencapai sekitar 10 - 11 miliar dollar AS.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Ancam Musnahkan Semua Penentang Kudeta

Myanmar mengumumkan akan mulai menerima kunjungan pelancong internasional mulai 17 April mendatang, seperti dikatakan pejabat junta militer hari Sabtu, 19 Maret (Sumber: Bloomberg)

Dalam instruksinya, Bank Sentral Myanmar memerintahkan pemegang rekening mata uang asing di Myanmar untuk membuka rekening baru untuk mengubah dana menjadi kyat (diucapkan CHUHT).

Orang yang mendapatkan mata uang asing seharusnya juga mengubah uang mereka menjadi kyat, mata uang yang tidak bisa dikonversi dan tidak seharusnya dibawa ke luar negeri.

Seorang pejabat dari Kanbawza Bank hari Selasa, (5/4/2022) mengatakan beberapa pedagang dan pelaut datang untuk menanyakan tentang pembukaan rekening bisnis baru yang diperlukan tetapi sebagian besar mengatakan mereka akan "memikirkannya."

Staf bank, yang berbicara dengan syarat mereka tidak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan pemegang rekening khawatir mereka akan kehilangan uang karena nilai tukar yang ditetapkan oleh bank sentral, 1.850 kyat per satu dolar AS, di bawah yang berlaku di harga pasar gelap, yaitu 2.030 kyat per dolar.

Sebuah tempat penukaran uang hari Selasa mengatakan mereka tidak melakukan pertukaran mata uang apapun.

Dari tujuh orang dengan rekening mata uang asing yang ditanya tentang pesanan tersebut, sebagian besar mengatakan belum membuka rekening baru dan tidak yakin tentang konsekuensinya.

Seorang pengusaha di sebuah perusahaan perdagangan mengatakan bisnis besar memiliki rekening seperti itu dan bank mengubah pendapatan ekspor mereka menjadi kyat.

Baca Juga: AS Anggap Penindasan Terhadap Muslim Rohingya di Myanmar sebagai Genosida

Seorang pedagang keliling membawa topi bambu untuk dijual di sebuah pasar di Yangon, Maret 2020. Dalam perintah bank sentral Myanmar pada hari Minggu, 3 April 2022, semua kepemilikan mata uang asing harus dikonversi ke mata uang lokal yang menyebabkan banyak orang di negara yang diperintah militer tersebut khawatir akan potensi kerugian. (Sumber: AP Photo/Thein Zaw)

Seorang pengusaha mengatakan dalam sebuah posting Facebook, bank mengiriminya sekotak kue sebagai hadiah setelah mengubah kepemilikan valuta asingnya menjadi kyat, sambil bercanda bahwa kue itu bernilai "jutaan" dan bahwa nama kue itu adalah "air mata eksportir,"

Setelah militer mengambil alih kekuasaan tahun lalu, pemerintah Barat memberlakukan sanksi yang menyasar junta militer, perusahaan yang terafiliasi militer, serta pejabat dan keluarga mereka.

Aset asing mereka dibekukan pada saat negara itu kehilangan sebagian besar pendapatan dari pariwisata karena pandemi.

Cadangan devisa Myanmar mencapai hampir 7,8 miliar dollar AS pada Desember 2020, menurut Bank Dunia.

Kepemimpinan militer berusaha mengurangi tekanan pada cadangan devisanya dengan mendorong penggunaan baht Thailand, rupee India dan renminbi China, atau yuan, untuk perdagangan di daerah perbatasan.

Tahun lalu, pihak berwenang bergerak untuk membendung penurunan nilai kyat terhadap dolar.

Pemerintah baru-baru ini mengatakan mereka berencana membuka kembali perbatasan untuk pariwisata asing pada pertengahan April yang diharapkan bisa sedikit mengurangi tekanan pada keuangan negara.

Walau begitu, belum jelas berapa banyak pendapatan pariwisata yang bisa diharapkan, saat para ahli mengatakan perlawanan yang meluas terhadap kudeta membuat Myanmar berada di ambang perang saudara.



Sumber : Kompas TV/Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x