Kompas TV internasional kompas dunia

PM Pakistan Imran Khan Dilengserkan Parlemen

Kompas.tv - 10 April 2022, 07:09 WIB
pm-pakistan-imran-khan-dilengserkan-parlemen
Foto ilustrasi. Perdana Menteri Paksitan Imran Khan saat menghadiri parade militer di Islamabad, 23 Maret 2022. Imran Khan dilengserkan parlemen pada Minggu (10/4/2022). (Sumber: Anjum Naveed/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan dilengserkan melalui voting mosi tidak percaya parlemen di Islamabad, Minggu (10/4/2022) pagi waktu setempat. Voting dimenangkan pihak oposisi yang ingin melengserkan Khan.

Oposisi mendesak pelengseran Khan atas tuduhan mismanejemen ekonomi yang menyebabkan inflasi meroket dan nilai tukar rupee Pakistan melemah.

Isu pelengseran Khan memicu krisis politik yang naik hingga Mahkamah Agung belakangan ini.

Oposisi memenangkan voting mosi usai sejumlah anggota partai pengusung Khan dan koalisinya membelot. 

Kini, koalisi oposisi akan membentuk pemerintahan baru. Salah satu pemimpin partai Liga Muslim Pakistan yang sebelumnya diterpa dugaan korupsi dilaporkan akan mengambilalih pos perdana menteri.

Baca Juga: Hendak Dilengserkan Parlemen, PM Pakistan Imran Khan Minta Pendukungnya Demo Besok

Sebelumnya, Imran Khan tahu ia akan kalah dalam voting mosi tidak percaya. Pada Jumat (8/4) kemarin, Khan pun meminta pendukungnya berdemonstrasi menentang langkah parlemen pada hari ini.

Imran Khan tadinya hendak mendahului proses voting dengan membubarkan parlemen dan mendesakkan pemilu dimulai lebih awal.

Namun, Mahkamah Agung Pakistan membatalkan keputusannya dan menetapkan voting harus bisa dilangsungkan.

Voting mosi tidak percaya ini digelar di tengah mendinginnya hubungan Imran Khan dengan militer yang diduga membantunya berkuasa melalui pemilu 2018 lalu.

Pihak Militer diketahui pernah menguasai Pakistan secara langsung selama beberapa dekade dan punya pengaruh kuat terhadap pemerintahan sipil.

Imran Khan menuduh pihak oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk melengserkannya. Ia berdalih Washington tak suka kebijakan luar negerinya yang condong ke China dan Rusia.

Baca Juga: PM Pakistan Minta Negara Mayoritas Muslim Bantu Upaya Damai di Ukraina


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x