Kompas TV internasional kompas dunia

Di Amerika Serikat, Anak Sekolah Lebih Berisiko Ditembak Mati Dibanding Polisi

Kompas.tv - 26 Mei 2022, 05:19 WIB
di-amerika-serikat-anak-sekolah-lebih-berisiko-ditembak-mati-dibanding-polisi
 Uskup Agung San Antonio Gustavo Garcia-Siller (atas) menenangkan keluarga korban penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Uvalde, negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/5/2022). Sepanjang 2022, jumlah anak sekolah AS yang mati ditembak lebih banyak dibanding polisi. (Sumber: Dario Lopez-Mills/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Iman Firdaus

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (24/5/2022) lalu mengejutkan berbagai pihak. Tragedi ini membuat kontrol senjata api AS kembali disorot karena penembakan massal terus saja terjadi.

Komentator politik asal AS, Brian Tyler Cohen turut menyampaikan persepektif usai kejadian tersebut. Ia menyampaikan statistik mengejutkan bahwa, sepanjang 2022, lebih banyak anak sekolah yang mati ditembak dibanding aparat polisi.

“Hampir dua kali lipat lebih berbahaya menjadi seorang pelajar dibanding aparat polisi di Amerika pada 2022,” kata Cohen melalui akun Twitter-nya.

Cohen merujuk data yang dihimpun Education Week mengenai penembakan anak sekolah serta data Officer Down Memorial Page yang melacak personel polisi AS yang gugur.

Menurut data yang dihimpun Education Week, pada 2022, sudah ada 27 penembakan sekolah di AS. Sejak media ini memulai pendataan pada 2018, telah ada 119 penembakan sekolah.

Baca Juga: Jerman Kutuk AS Soal Penembakan Anak SD di Texas: Senjata Api Harus Dilucuti!

Pada 2021 lalu, Education Week menyebut penembakan sekolah paling sering terjadi sejak pencatatan dilakukan, yakni 34 insiden. Per 2022, hingga bulan kelima, sudah ada 27 insiden.

Setelah pembantaian di Uvalde, jumlah anak sekolah yang tewas akibat tembakan di AS pada 2022 telah mencapai 24. Tiga pegawai sekolah pun tewas akibat penembakan massal.

Penembakan massal di Uvalde sendiri menewaskan setidaknya 19 anak-anak dan dua orang dewasa.

“Itu (pembantaian Uvalde) adalah penembakan sekolah paling mematikan sejak 2012, ketika seorang pria bersenjata menembak dan membunuh 26 orang, paling muda berusia enam tahun, di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newton, Connecticut. Jumlah korban melampaui kejadian serangan pada 2018 di Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, yang menewaskan 17 orang,” demikian tulis Education Week.

Sementara itu, untuk personel polisi, Officer Down Memorial Page menyebut ada 20 polisi yang tewas ditembak sepanjang 2022. Satu lainnya tewas dalam kecelakaan yang melibatkan senjata api.

Pembantaian di Uvalde memperpanjang daftar suram tragedi mematikan yang mengorbankan anak sekolah di AS. Tragedi ini juga membuat otoritas legislatif AS kembali didesak untuk memperketat kontrol senjata.

Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda bahwa Kongres AS akan bergerak untuk meloloskan rancangan undang-undang yang memperketat kepemilikan senjata api.

Pada Rabu (25/5), sehari setelah pembantaian Uvalde, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mendesak Kongres segera bersikap untuk memberantas epidemi kekerasan senjata api. Namun, belum ada jadwal voting rancangan undang-undang yang disepakati Kongres.

Sebagian kalangan Kongres bahkan secara miris menyebut penembakan massal telah menjadi “normal baru.”

Baca Juga: Biden Sedih sekaligus Murka Tanggapi Pembantaian Murid SD di Texas, Ajak Lawan Lobi Senjata


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x