Kompas TV internasional kompas dunia

Tanker Minyak Rusia Berlabuh di Sri Lanka yang Dihajar Krisis dan Sudah Kehabisan Bahan Bakar

Kompas.tv - 28 Mei 2022, 23:25 WIB
tanker-minyak-rusia-berlabuh-di-sri-lanka-yang-dihajar-krisis-dan-sudah-kehabisan-bahan-bakar
Tanker minyak Rusia berlabuh di pelabuhan Kolombo, Sabtu (28/5/2022) untuk memulai kembali operasi penyulingan satu-satunya kilang minyak Sri Lanka. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Tanker minyak Rusia berlabuh di pelabuhan Kolombo, Sabtu (28/5/2022) untuk memulai kembali operasi penyulingan satu-satunya kilang minyak Sri Lanka. Hal itu dikatakan Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera seperti laporan Straits Times.

Negara kepulauan itu mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948. Sri Lanka kekurangan bahan bakar dan barang-barang vital lainnya seperti bahan pangan dan obat-obatan impor, hingga membuat 22 juta penduduknya hidup sengsara.

Kilang Ceylon Petroleum Corporation (CPC) yang dikelola pemerintah Sri Lanka harus ditutup bulan Maret setelah krisis valuta asing Sri Lanka, yang membuat pemerintah tidak dapat membiayai impor minyak mentah.

Tanker minyak mentah Rusia sudah satu bulan lebih menunggu di lepas pantai pelabuhan ibu kota Kolombo karena negara itu tidak dapat mengumpulkan 75 juta dolar AS untuk membayarnya, kata Wijesekera.

Kolombo juga saat ini dalam pembicaraan dengan Moskow untuk mengatur pasokan langsung minyak mentah, batu bara, solar dan bensin meskipun ada badai sanksi yang dipimpin AS terhadap bank-bank Rusia dan protes diplomatik atas serangan Rusia ke Ukraina.

"Saya mengajukan permintaan resmi kepada duta besar Rusia untuk pasokan langsung minyak Rusia," kata Wijesekera kepada wartawan di Kolombo.

"Minyak mentah saja tidak akan memenuhi kebutuhan kami, kami juga membutuhkan produk olahan (minyak bumi) lainnya," tambah Wijesekera.

Baca Juga: Harga BBM di Sri Lanka Naik Lagi, Pasokan Minim hanya Cukup untuk Satu Hari, Utang Menumpuk

Tanker minyak Rusia berlabuh di pelabuhan Kolombo, Sabtu (28/5/2022) untuk memulai kembali operasi penyulingan satu-satunya kilang minyak Sri Lanka (Sumber: Wikipedia/Rehman Abubakar)

Sekitar 90.000 ton minyak mentah ringan Siberia akan dikirim ke kilang Sri Lanka setelah pengiriman diperoleh secara kredit dari perantara Coral Energy yang berbasis di Dubai.

Wijesekera mengatakan CPC sudah menunggak 735 juta dolar kepada pemasok dan tidak ada yang maju bahkan menawar untuk tender pengadaan minyaknya.

Dia menambahkan, minyak grade Siberia bukanlah pasangan yang ideal untuk kilang mereka yang dioptimalkan untuk minyak mentah ringan Iran. Masalahnya, tidak ada pemasok lain yang bersedia memberikan kredit.

Sri Lanka tetap akan meminta tender pasokan baru dalam dua minggu sebelum stok cahaya Siberia habis, kata Wijesekera.

Kilang Sapugaskanda di pinggiran Kolombo akan kembali bekerja dalam waktu sekitar dua hari.

Para pemimpin Uni Eropa bertemu hari Senin untuk merundingkan putaran baru sanksi terhadap Rusia atas konflik Ukraina, termasuk embargo minyak.

Baca Juga: Makin Parah, Sri Lanka Kini Kehabisan Bensin dan Uang Tunai Valuta Asing untuk Impor Obat-Obatan

Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera. Tanker minyak Rusia berlabuh di pelabuhan Kolombo, Sabtu (28/5/2022) untuk memulai kembali operasi penyulingan satu-satunya kilang minyak Sri Lanka. (Sumber: Newspnr Sri Lanka)

Minyak Rusia sudah dikenakan embargo AS dan diperdagangkan dengan diskon tajam dari tolok ukur harga internasional, yang volumenya meningkat secara substansial sejak konflik dimulai.

Krisis ekonomi Sri Lanka menyebabkan antrian panjang pengendara di luar SPBU, rakyat menunggu berjam-jam dan kadang-kadang berhari-hari karena kekurangan pasokan bensin dan gas untuk memasak.

Penduduknya juga bergulat dengan kekurangan akut makanan dan obat-obatan impor, bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman listrik harian yang panjang.

Protes anti-pemerintah meletus menjadi kerusuhan awal bulan ini, menyebabkan sembilan orang tewas dan banyak lagi terluka.

Demonstrasi di luar kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo terus terjadi menuntut pengunduran dirinya karena salah urus ekonomi pemerintah, dan kini memasuki hari ke-50 pada hari Sabtu.

 




Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x