Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Inggris Uji Coba 4 Hari Kerja Per Minggu, Bersama Spanyol, Islandia, AS dan Kanada, Tertarik?

Kompas.tv - 29 Mei 2022, 19:42 WIB
kisah-inggris-uji-coba-4-hari-kerja-per-minggu-bersama-spanyol-islandia-as-dan-kanada-tertarik
Inggris, Spanyol, AS, Islandia dan Kanada intensifkan uji coba 4 hari kerja setiap minggu. Sedangkan Australia dan Selandia Baru akan memulainya pada Agustus. Sistem 4 hari kerja per pekan dipandang lebih produktif bagi staf dan lebih efisien bagi perusahaan tanpa mengorbankan pendapatan. (Sumber: Pauli Taylor)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Smith sedang mempertimbangkan untuk memberikan hari libur yang berbeda dalam seminggu kepada karyawannya dan menempatkan mereka ke dalam dua tim untuk menjaga tempat pembuatan bir tetap berfungsi.

Baca Juga: Uni Emirat Arab Pangkas Hari Kerja Jadi 4,5 Hari, Libur Jadi Jumat Sore - Minggu

Papan sif kerja produsen bir Inggris Pressure Drop saat mengikuti program 4 hari kerja setiap minggu. (Sumber: France24)

Ketika Unilever menguji coba minggu kerja yang lebih pendek untuk 81 karyawannya di Selandia Baru, perusahaan tersebut dapat melakukannya hanya karena tidak ada manufaktur yang dilakukan di kantornya di Auckland dan semua staf bekerja di bagian penjualan atau pemasaran.

Industri jasa memainkan peran besar dalam perekonomian Inggris, memberikan kontribusi 80 persen terhadap PDB negara.

Oleh karena itu, minggu kerja yang lebih pendek lebih mudah diadopsi, kata Jonathan Boys, seorang ekonom tenaga kerja di Chartered Institute of Personnel and Development.

Tapi untuk sektor seperti ritel, makanan dan minuman, kesehatan dan pendidikan, itu lebih bermasalah.

Boys mengatakan, tantangan terbesar adalah bagaimana mengukur produktivitas, terutama dalam ekonomi di mana banyak pekerjaan bersifat kualitatif, dibandingkan dengan di pabrik.

Memang karena gaji akan tetap sama dalam uji coba ini, agar perusahaan tidak rugi, karyawan dalam 4 hari kerja harus seproduktif seperti saat mereka bekerja lima hari setiap minggu.

Namun Aidan Harper, penulis The Case for a Four Day Week, mengatakan negara-negara yang bekerja dengan jam kerja lebih sedikit cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi.

Baca Juga: Jepang Usulkan Empat Hari Kerja dalam Sepekan, Demi Seimbangkan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan

Pelayan Sara Palacios melayani pelanggan di restoran La Francachela di Madrid, Spanyol, Jumat, 26 Maret 2021. (Sumber: AP Photo/Manu Fernandez)

"Denmark, Swedia, Belanda bekerja lebih sedikit daripada Inggris, namun memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi," kata Harper seperti dikutip France24.

"Di Eropa, Yunani bekerja lebih lama dari siapa pun, namun memiliki tingkat produktivitas terendah."

Karyawan di Inggris bekerja kira-kira 36,5 jam setiap minggu, dibandingkan rekan-rekan mereka di Yunani yang bekerja lebih dari 40 jam, menurut perusahaan database, Statista.

Phil McParlane, pendiri perusahaan rekrutmen 4dayweek.io yang berbasis di Glasgow, mengatakan menawarkan minggu kerja yang lebih pendek adalah solusi win-win atau sama-sama bermanfaat, dan bahkan menyebutnya "rekrutmen berkekuatan super".

Perusahaannya hanya mengiklankan empat hari seminggu dan pekerjaan yang fleksibel.

Mereka melihat jumlah perusahaan yang ingin merekrut melalui platform itu meningkat dari 30 menjadi 120 perusahaan dalam dua tahun terakhir karena banyak pekerja mempertimbangkan kembali prioritas dan keseimbangan kehidupan kerja mereka di tengah pandemi.




Sumber : Kompas TV/France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x