Kompas TV internasional kompas dunia

Utusan Khusus ASEAN Desak Junta Militer Myanmar Keluarkan Aung San Suu Kyi dari Penjara

Kompas.tv - 27 Juni 2022, 20:46 WIB
utusan-khusus-asean-desak-junta-militer-myanmar-keluarkan-aung-san-suu-kyi-dari-penjara
Utusan khusus ASEAN untuk krisis di Myanmar, Senin (27/6/2022), mendesak junta militer Myanmar untuk tidak menahan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi di penjara, apalagi di sel isolasi, menjelang kunjungan akhir pekan ini. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

PHNOM PENH, KOMPAS.TV - Utusan khusus ASEAN untuk krisis di Myanmar, Senin (27/6/2022), mendesak junta militer Myanmar untuk tidak menahan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi di penjara, apalagi di sel isolasi, menjelang kunjungan akhir pekan ini.

Seperti disebutkan dalam laporan Straits Times, Senin, Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn akan melakukan perjalanan keduanya ke Myanmar pada Rabu (29/6/2022), kata seorang juru bicara kementeriannya.

Kunjungan tersebut sebagai bagian dari komitmen perdamaian junta militer Myanmar dengan sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Suu Kyi, yang diadili dengan tuduhan setidaknya 20 kejahatan sejak kudeta terhadap pemerintah terpilihnya tahun lalu, telah dipindahkan ke penjara di ibu kota Naypyitaw dan ditahan di sel isolasi. Suu Kyi menyangkal semua tuduhan.

Pemimpin berusia 77 tahun itu sampai minggu lalu tidak ditempatkan di penjara namun ditahan di lokasi yang dirahasiakan, meskipun dihukum atas beberapa pelanggaran yang relatif ringan.

Prak Sokhonn dalam sebuah surat kepada junta mendesak belas kasih.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Pindahkan Aung San Suu Kyi ke Sel Isolasi di Penjara Naypyidaw

Utusan khusus ASEAN untuk krisis di Myanmar Prak Sokhonn, Senin (27/6/2022), mendesak junta militer Myanmar untuk tidak menahan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi di penjara, apalagi di sel isolasi, menjelang kunjungan akhir pekan ini. (Sumber: AP Photo/Heng Sinith)

"Aung San Suu Kyi dianggap secara internasional dan oleh banyak orang di Myanmar memiliki peran penting dalam kembalinya negara Anda ke keadaan normal dan rekonsiliasi nasional melalui solusi politik damai," tulisnya, menurut sebuah pernyataan.


Aktivis mengecam kunjungan terakhir Prak Sokhonn pada Maret lalu yang disebut sebagai kegagalan yang justru menguntungkan junta dan mengabaikan lawan-lawannya, kritik yang dia katakan dia dapat pahami.

Dalam suratnya, Prak Sokhonn mengatakan, proses perdamaian yang sukses tidak mungkin dilakukan dengan satu pihak dikecualikan.

"Sebuah resolusi politik damai untuk sebuah konflik, betapapun kompleksnya itu, harus melibatkan pembagian ruang politik oleh semua yang terlibat," tambahnya.



Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x