“Pertugas itu mengatakan mereka telah mengikuti saya dan memberikan dua pilihan. Setuju untuk bekerja sama, atau dipenjara dua tahun,” lanjutnya.
Sokolov mengatakan ia takut dipenjara, di mana dugaan terjadinya penyiksaan merebak, dan memutuskan untuk mengambil tawaran itu.
Pada 2017, Sokolob mulai bergabung sebagai sukarelawan pada kampanye anti-korupsi Navalny.
Ia pun menjadi staf organisasi pada 2021, dan berbagi informasi kunci dengan FSB.
Sokolov mengatakan terkadang kepentingan FSB tampak sejalan dengan dirinya.
“Di tingkat daerah mereka memang tertarik dengan pejabat korup,” tuturnya.
“Di tingkat nasional, mereka tertarik dengan siapa yang mendanai kampanye Navalny. Mereka memiliki teori, kami dibiayai CIA,” tambahnya.
Namun, ia mengatakan tak memiliki bukti pendanaan CIA selama bekerja dengan kampanye Navalny.
Navalny sendiri juga selalu dengan tegas menyangkal adanya hubungan dengan intelijen AS.
Baca Juga: Putin Disebut Salah Strategi, Diyakini Direndahkan China Hingga Beli Rudal ke Korea Utara
Saat Kremlin meningkatkan tindakan keras terhadap pembangkang, Sokolob dikirim ke bekas negara Uni Sovyet, Georgia untuk menyusup ke komunitas ekspatriat Rusia yang melarikan diri dari penindasan dan tengah tumbuh.,
Sokolov pun kembali mengungkapkan bahwa FSB khawatir CIA merekrut orang Rusia di Georgia.
Ia mengatakan dirinya tak pernah percaya apa yang FSB lakukan benar, dan pekerjaannya dengan mereka hadangan besar.
Tetapi ia tetap melakukan misinya selama lebih dari lima tahun.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.