Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Sebut Kelompok Bersenjata yang Serang Kuil Syiah Adalah Teroris Takfiri

Kompas.tv - 27 Oktober 2022, 06:20 WIB
iran-sebut-kelompok-bersenjata-yang-serang-kuil-syiah-adalah-teroris-takfiri
Kelompok bersenjata menyerang sebuah kuil Muslim Syiah di kota Shiraz Iran pada hari Rabu, (26/10/2022) menewaskan sedikitnya 15 orang. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Kantor berita semi-resmi Iran ISNA mengatakan sekitar 10.000 orang berkumpul di pemakaman, menambahkan bahwa internet terputus setelah bentrokan antara pasukan keamanan dan orang-orang di sana.

Video di media sosial menunjukkan ribuan orang Iran berbaris menuju pemakaman tempat Amini dimakamkan meskipun ada banyak polisi antihuru-hara.

Aktivis menyerukan protes di seluruh negeri untuk menandai 40 hari sejak Mahsa Amini meninggal setelah ditahan karena "pakaian yang tidak pantas".

Demonstrasi yang dipicu oleh kematian perempuan berusia 22 tahun itu dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.

Baca Juga: Bocoran Amnesty International: Iran Perintahkan Aparat Keamanan Keras Hadapi Demonstran Mahsa Amini

Menginjak 40 hari kematian Mahsa Amini, massa unjuk rasa berkumpul di jalanan kota Teheran, Iran, Rabu (26/10/2022). (Sumber: AP Photo)

Sejumlah besar warga Iran turun ke jalan, dengan beberapa menyerukan kejatuhan Republik Islam dan meneriakkan "Matilah (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali) Khamenei".

Seorang saksi mengatakan, “Lali-laki dan perempuan berkumpul di sekitar makam Amini di pemakaman Aichi di Saqez, meneriakkan 'Woman, Life, Freedom'."

Saksi lain di Saqez mengatakan kuburan itu dipenuhi anggota milisi sukarelawan Basij dan polisi antihuru- hara.

“Tetapi orang-orang dari seluruh provinsi Kurdistan ada di sini. Kami semua berduka atas kematian Mahsa bersama-sama.”

Khawatir peringatan 40 hari kematian Amini akan memicu protes kekerasan lebih lanjut, polisi keamanan memperingatkan keluarganya untuk tidak mengadakan prosesi peringatan atau "putra mereka akan ditangkap", kata kelompok hak asasi manusia.

Namun, gubernur Kurdistan Zarei Kusha membantah pembatasan negara bagian untuk mengadakan upacara peringatan, menambahkan bahwa "adalah keputusan keluarganya untuk tidak mengadakan pertemuan", menurut media pemerintah.




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x