Kompas TV internasional kompas dunia

AS Komentari Cara China Tangani Protes Lockdown Covid-19: Rakyat Jangan Disakiti atau Diintimidasi

Kompas.tv - 30 November 2022, 17:40 WIB
as-komentari-cara-china-tangani-protes-lockdown-covid-19-rakyat-jangan-disakiti-atau-diintimidasi
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China Nicholas Burns. AS pada Rabu (30/11/2022) mulai memberi komentar atas peristiwa dalam negeri China, yaitu penanganan aparat atas protes kebijakan Covid-19 yang meluas. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (30/11/2022) mulai memberi komentar atas peristiwa dalam negeri China, yaitu penanganan aparat atas protes kebijakan Covid-19 yang meluas.

Duta besar AS untuk China Nicholas Burns dilaporkan mengeluarkan pernyataan bahwa protes terhadap kebijakan ketat Covid-19 Beijing, tidak boleh diganggu. Pun begitu dengan para jurnalis yang meliput protes, mereka tidak boleh ditahan.

“Kami percaya rakyat China punya hak memprotes secara damai. Mereka punya hak membuat pandangan mereka diketahui,” kata Burna melalui tautan video dari Beijing, pada acara yang diselenggarakan oleh lembaga think-tank Chicago Council on Global Affairs.

“Itu adalah hak fundamental di seluruh dunia, seharusnya begitu, dan hak itu tidak boleh dihalangi, dan tidak boleh diganggu,” tambah Burns.

Burns melontarkan komentarnya di tengah pernyataan para pejabat AS lain yang relatif terkendali terkait protes dalam beberapa hari terakhir. 

Para pengunjuk rasa di China yang menentang kebijakan lockdown Covid-19 tidak boleh disakiti atau diintimidasi secara fisik, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, Selasa (30/11), memberi definisi kepada pemerintah China tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menangani protes tersebut.

Baca Juga: Mahasiswa Universitas China Dipulangkan di Tengah Protes Penguncian Covid-19

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby. Amerika Serikat hari Rabu, (30/11/2022) mulai memberi komentar atas peristiwa dalam negeri China, yaitu penanganan aparat atas protes yang meluas terhadap kebijakan penanganan Covid-19. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)

“Kami tidak ingin melihat pengunjuk rasa dilukai secara fisik, diintimidasi, atau dipaksa dengan cara apa pun. Itulah yang dimaksud dengan protes damai, dan itulah yang terus kami perjuangkan, apakah itu di China atau Iran atau di tempat lain di seluruh dunia,” katanya kepada CNN.

"Ini adalah momen bagi rakyat China untuk berbicara," kata John Kirby menanggapi pertanyaan wartawan.

“Para pengunjuk rasa ini berbicara untuk diri mereka sendiri. Apa yang kami lakukan adalah memperjelas, kami mendukung hak protes damai.”

Namun, sulit untuk mengatakan apakah protes akan membawa perubahan yang berarti, kata Burns. Ia menyebut, protes terjadi di waktu yang sangat kritis di tengah peningkatan dramatis infeksi Covid-19 di China.

“Kita hanya harus melihat bagaimana ini berjalan. Ini jelas merupakan peristiwa yang sangat penting bagi masyarakat China. Dan kami menontonnya dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian,” katanya.

Utusan AS tersebut mengatakan hubungan antara AS dan China akan terus diwarnai oleh persaingan untuk beberapa waktu, mengingat perbedaan mendalam yang dimiliki kedua negara adidaya tersebut atas hak asasi manusia, perdagangan, pembatasan ekspor teknologi, dan kawasan Indo-Pasifik.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Sebagian Beijing China Jadi Kota Hantu

China hari Rabu, (30/11/2022) menegaskan akan dengan tegas menindak kekuatan yang bermusuhan dan tindakan sabotase mereka, kata badan tertinggi Partai Komunis yang bertanggung jawab atas lembaga penegak hukum. (Sumber: New York Times)

“Kami berasumsi, sisi kompetitif dari hubungan itu akan bersama kami untuk beberapa waktu, karena perbedaan struktural, filosofis, ideologis, keamanan nasional,” katanya.

Burns juga menceritakan seperti apa kehidupan sehari-hari di bawah kebijakan Covid-19 China yang ketat, menambahkan hal itu membuat pekerjaan kedutaan jauh lebih sulit.

Seperti banyak orang di China, para diplomat terpaksa dikarantina di rumah saat memasuki negara itu atau setelah terpapar kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Burns mengatakan dia dikarantina selama 40 hari dalam sembilan bulan dia menjabat.

Tetapi pembatasan Covid-19 yang parah juga membatasi kemampuan diplomat AS untuk melakukan perjalanan antara konsulat Amerika di China dan bahkan memasuki negara tersebut.

Penerbangan bulanan harus disewa untuk membawa staf masuk dan keluar dari China, mengingat kelangkaan rute penerbangan komersial ke China, katanya.

Baca Juga: Kebijakan "Zero COVID" di China Picu Kemarahan Publik Terbesar Selama Pemerintahan Xi Jinping

China terpantau mulai melakukan sensor hari Senin, (28/11/2922) untuk memadamkan tanda-tanda protes langka yang menuntut diakhirinya penguncian atau lockdown Covid-19 (Sumber: France24)

Selama tiga tahun terakhir, staf konsuler juga tidak dapat mengunjungi tahanan Amerika di penjara China untuk memeriksa kesejahteraan mereka.

“Pemerintah di sini mengatakan karena alasan Covid-19, untuk alasan pencegahan, mereka tidak akan membiarkan diplomat kami masuk ke penjara ini,” kata Burns. “Saya pada dasarnya keberatan dengan itu. Kami memiliki hak berdasarkan perjanjian konsuler tahun 1980 kami untuk melihat tahanan Amerika.”

Burns mengatakan pemerintah China memiliki alasan untuk kebijakannya, tetapi menambahkan: "Hidup di sini sulit karena pembatasan Covid-19 sangat parah."

“Saya tidak ingin memperdebatkannya di depan umum. Saya ingin menghormati, tapi kita hidup dengan cara yang sangat berbeda dari orang-orang di Amerika Serikat.”

Pihak berwenang China dilaporkan mencari beberapa orang yang berkumpul dalam aksi protes selama akhir pekan, kata orang-orang yang berada di demonstrasi Beijing.

Kementerian luar negeri China mengatakan, hak dan kebebasan harus dilaksanakan dalam kerangka hukum.


 

 




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x