Kompas TV internasional kompas dunia

Situasi Covid-19 China: Dokter Sebut Infeksi seperti Tsunami Epidemi, Puncak Gelombang di Hadapan

Kompas.tv - 20 Desember 2022, 19:40 WIB
situasi-covid-19-china-dokter-sebut-infeksi-seperti-tsunami-epidemi-puncak-gelombang-di-hadapan
Ilustrasi. Otoritas China hari Sabtu, (3/12/2022) mengumumkan pelonggaran lebih lanjut pembatasan Covid-19, dengan kota-kota besar seperti Shenzhen dan Beijing tidak lagi mewajibkan hasil negatif tes Covid-19 untuk naik angkutan umum. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Purwanto

BEIJING, KOMPAS.TV - China mengalami gelombang infeksi Covid-19 yang meluas usai mencabut sebagian besar kebijakan pembatasan ketat "nol-Covid" sejak awal Desember. Kebijakan pelonggaran disebut memicu gelombang infeksi dan naiknya angka kematian.

Pemerintah China sendiri menanggalkan kebijakan "nol-Covid" usai menghadapi protes anti-pemerintah yang meluas. Setelah itu, menurut kesaksian korban dan orang yang berkecimpung di bisnis pemakaman, angka kematian terkait Covid-19 meningkat.

Wang Guangfa, dokter dari Departemen Pernapasan Rumah Sakit Utama Universitas Peking, menyebut gelombang Covid-19 di negaranya mirip "tsunami epidemi." Ia mengingatkan Beijing dapat melihat puncak gelombang parah dalam kurun sepekan atau dua pekan mendatang.

Baca Juga: China Bakal Hadapi Tiga Gelombang Covid-19 di Musim Dingin, yang Pertama Sudah Dimulai

"Gelombang infeksi (Covid-19) saat ini mencerminkan suatu tsunami epidemi," kata Wang dalam tanya-jawab daring yang disiarkan pekan ini sebagaimana dikutip Associated Press, Selasa (20/12/2022).

Wang menambahkan, kawasan utara China akan menyaksikan kasus infeksi parah lebih banyak karena cuaca yang lebih dinging dibanding selatan.

Sementara itu, Gagandeep Kang, dokter yang meneliti virus di Perguruan Tinggi Kedokteran Kristen di Vellore, India, menyebut kasus parah dan kematian umumnya akan terkonsentrasi di kalangan lansia yang belum mendapatkan vaksin booster.

Untuk itu, Kang menyebut pemerintah China perlu memprioritaskan kalangan lansia untuk mendapatkan vaksin booster, khususnya untuk warga berusia 60 tahun ke atas, untuk menanggulangi meroketnya angka kematian.

China, kendati telah melancarkan vaksinasi penuh ke 90,3% pupulasi, baru memberikan dosis booster ke 60,5% dari total populasi.

Sejauh ini, pemerintah China melaporkan total angka kematian terkait Covid-19 telah meningkat menjadi 5.242 kasus. Angka ini relatif rendah dibanding negara lain, tetapi berpotensi meningkat pesat seiring pencabutan kebijakan "nol-Covid."

Di lain sisi, angka korban Covid-19 di China diyakini jauh lebih besar dibanding rilis resmi. Pasalnya, otoritas China hanya menghitung kematian langsung akibat Covid-19, tidak menghitung kematian akibat kondisi komorbid yang diperparah infeksi Covid-19.

Baca Juga: Rilis Surat Edaran Covid-19, Masyarakat Tiongkok Sudah Bisa Bepergian Tanpa Tes Kesehatan!


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x