Kompas TV internasional kompas dunia

Buronan Pembunuh 5 Orang Tetangga di Texas Tertangkap Bersembunyi di Bawah Tumpukan Pakaian Kotor

Kompas.tv - 3 Mei 2023, 12:52 WIB
buronan-pembunuh-5-orang-tetangga-di-texas-tertangkap-bersembunyi-di-bawah-tumpukan-pakaian-kotor
Sheriff San Jacinto Greg Capers berbicara kepada media mengumumkan penangkapan tersangka pembunuhan Francisco Oropeza hari Selasa, 2 Mei 2023, di Cleveland, Texas. Oropeza ditangkap Selasa malam di sebuah rumah dekat Houston setelah penembakan massal yang menewaskan lima orang. (Sumber: Brett Coomer/Houston Chronicle melalui AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

CLEVELAND, KOMPAS.TV - Buronan yang diduga membunuh lima tetangganya berhasil ditangkap pada Selasa (2/5/2023), setelah dilakukan pengejaran selama empat hari di Texas, Amerika Serikat (AS).

Seperti laporan Associated Press, Rabu, (3/5), pihak berwenang mengatakan mereka menemukan pelaku pembunuhan massal itu bersembunyi di bawah tumpukan pakaian kotor di dalam lemari di sebuah rumah dekat lokasi kejadian.

Francisco Oropeza, 38 tahun, berhasil ditangkap tanpa insiden di dekat Houston, sekitar 32 kilometer dari rumahnya di kota pedesaan Cleveland, tempat dimana dia membunuh tetangganya dengan senapan serbu jenis AR pada Jumat (28/4) malam, setelah beberapa tetangganya memintanya untuk pergi lebih jauh jika ingin menembakkan peluru di halaman rumahnya pada malam hari.

Mereka mengatakan kepadanya suara tembakan tersebut membuat bayi tidak bisa tidur.

Sheriff San Jacinto County, Greg Capers, mengatakan Oropeza akan dikenakan lima tuduhan pembunuhan. Jaminan ditetapkan sebesar $5 juta.

"Keluarga korban sekarang bisa tenang, karena pelaku sudah ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Dia akan menjalani sisa hidupnya di balik jeruji besi karena telah membunuh lima orang," ujar Capers.

Penangkapan terjadi di dekat Conroe, mengakhiri pengejaran yang melibatkan lebih dari 250 orang dari berbagai wilayah dan pihak keamanan yang menawarkan uang sebesar US$80 ribu untuk informasi yang membantu penangkapan pelaku.

Baca Juga: Kembali Terjadi di AS, 4 Orang Tewas dalam Pembunuhan Massal Terbaru di Gurun Mojave California

Buronan yang diduga membunuh lima tetangganya berhasil ditangkap hari Selasa, setelah dilakukan pengejaran selama empat hari di Texas, Amerika Serikat.  (Sumber: AP Photo)

Hingga Selasa pagi, FBI mengatakan bahwa Oropeza "bisa berada di mana saja", menekankan betapa sulitnya bagi mereka untuk mengetahui keberadaannya dan mengakui bahwa mereka tidak memiliki petunjuk.

Saat akhirnya menerima informasi terakhir pada pukul 17.15, dan tidak lama setelah itu, Oropeza berhasil ditangkap, kata Asisten Agen Khusus FBI, Jimmy Paul.

Pelaku penembakan tersebut adalah warga negara Meksiko yang dideportasi dari Amerika Serikat sebanyak empat kali antara tahun 2009 dan 2016, menurut pejabat imigrasi Amerika Serikat.

Connor Hagan, juru bicara FBI, mengatakan mereka tidak akan mengungkap identitas orang yang memberikan tip, meskipun mereka menerima lebih dari 200 tips dari masyarakat.

Pihak berwenang tidak mengungkap siapa pemilik rumah tersebut, apakah Oropeza mengenal mereka, atau ada orang lain di dalam rumah saat penangkapan.

Mereka juga tidak mengungkap apakah teman atau keluarga membantu Oropeza menghindari penangkapan, atau di mana dia berada sejak kabur dari tempat kejadian di Cleveland, yang sebelumnya dinyatakan kemungkinan melarikan diri dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Mengerikan, Aksi Penembakan Massal di Amerika Serikat Terjadi Sekali Setiap Minggu

Rumah korban penembakan. Pihak berwenang masih mencari Francisco Oropeza, 38 tahun, setelah penembakan semalam di kota Cleveland, sekitar 72 kilometer di utara Houston. Dia mengatakan Oropeza menggunakan senapan serbu dalam penembakan. (Sumber: AP Photo)

Hagan mengatakan tiga lembaga yang turun tangan untuk menangkap Oropeza adalah U.S. Marshals, Texas Department of Public Safety, dan tim BORTAC US Border Patrol.

Drone dan anjing pelacak digunakan selama perburuan yang meluas, termasuk melakukan pemeriksaan pada hutan yang lebat beberapa mil dari lokasi kejadian.

Gubernur Texas Greg Abbott menawarkan hadiah sebesar US$50.000 saat pencarian berlangsung hingga akhir pekan, sementara orang lain menawarkan hadiah tambahan sebesar US$30.000.

Capers mengatakan sebelum penembakan Jumat lalu, polisi telah dipanggil ke rumah tersangka setidaknya satu kali sebelumnya karena tersangka menembakkan peluru di halamannya.

Semua korban berasal dari Honduras. Wilson Garcia, yang selamat dari penembakan, mengatakan bahwa teman dan keluarga di rumah mencoba bersembunyi dan melindungi diri serta anak-anak setelah Oropeza datang ke rumah dan mulai menembak, membunuh istrinya terlebih dahulu di pintu depan.

Korban telah diidentifikasi sebagai Diana Velazquez Alvarado, 21 tahun; Julisa Molina Rivera, 31 tahun; Jose Jonathan Casarez, 18 tahun; Sonia Argentina Guzman, 25 tahun; dan Daniel Enrique Laso, 9 tahun.

Baca Juga: Rentetan Tiga Penembakan Mematikan di AS dalam Seminggu Terakhir, Terjadi karena Masalah Sepele

Seorang pejabat pemerintah di Honduras mengatakan bahwa jasad empat korban akan diterbangkan kembali ke negara mereka.

Velásquez Alvarado akan dimakamkan di Amerika Serikat atas permintaan adik perempuannya dan suaminya, kata Wilson Paz, direktur jenderal layanan perlindungan migran Honduras.

Osmán Velásquez, ayah Diana, mengatakan bahwa putrinya baru-baru ini mendapatkan status keimigrasian dan pergi ke Amerika Serikat delapan tahun yang lalu tanpa dokumen dengan bantuan seorang kakak perempuan yang sudah tinggal di sana.

"Kakaknya meyakinkan saya untuk membiarkan putri saya pergi. Dia mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat adalah negara yang penuh dengan peluang dan itu benar," katanya.

"Tapi saya tidak pernah membayangkan bahwa ini akan terjadi."

Dalam menawarkan hadiah, Abbott menyebut korban sebagai "imigran ilegal," pernyataan yang sebagian salah dan mendapat banyak kritik. Kantor gubernur kemudian meminta maaf pada hari Senin setelah mengetahui bahwa salah satu korban mungkin berada di negara secara legal.

Juru bicara Abbott, Renae Eze, mengatakan bahwa mereka telah mengetahui bahwa salah satu korban mungkin memiliki izin tinggal di negara tersebut.


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x