Kompas TV internasional kompas dunia

Benar atau Tidak, Serangan Drone atas Kremlin Mengguncang Rusia

Kompas.tv - 5 Mei 2023, 01:05 WIB
benar-atau-tidak-serangan-drone-atas-kremlin-mengguncang-rusia
Kubah lokasi serangan drone yang menurut Rusia pelakunya adalah Amerika Serikat. Menurut pejabat Rusia, dua drone Ukraina terbang ke jantung Moskow pada tengah malam, menuju Kremlin sebelum akhirnya ditembak jatuh. Namun, masih terdapat sejumlah pertanyaan yang mengemuka terkait kejadian tersebut. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menurut pejabat Rusia, dua drone Ukraina terbang ke jantung Moskow pada tengah malam, disinyalir menuju Kremlin hingga akhirnya ditembak jatuh. Namun, masih terdapat sejumlah pertanyaan yang mengemuka terkait kejadian tersebut.

Dilaporkan Associated Press, Kamis (4/5/2023), beberapa pertanyaan tersebut adalah, mengapa pengumuman Kremlin tentang serangan drone muncul sekitar 12 jam setelah peristiwa? Mengapa tidak ada laporan ledakan sebelum pengumuman di aplikasi pesan meskipun Rusia sedang melakukan penindakan terhadap media dan kritik perang di Ukraina?

Mengapa video yang diduga serangan drone baru muncul setelah pengumuman? Mengapa gambar-gambar tersebut belum diverifikasi?

Serangan drone atas Kremlin adalah pelanggaran terberat wilayah udara Rusia sejak remaja Jerman Matthias Rust mendaratkan pesawat di Lapangan Merah tahun 1987.

Pengumuman mengenai serangan tersebut, bahkan jika itu palsu, berpotensi merusak kepercayaan warga Rusia pada klaim militer tentang superioritas militer Rusia yang sering disuarakan pemerintah.

Serangan ini terjadi kurang dari seminggu sebelum Hari Kemenangan Uni Soviet pada Perang Dunia II, hari libur militer terbesar di Rusia.

Bagi Presiden Vladimir Putin, pengakuan bahwa drone Ukraina berhasil mencapai Kremlin dapat menjadi alasan untuk meningkatkan serangan terhadap Ukraina. Pejabat Rusia dengan gigih mengeklaim, meski bukti menunjukkan sebaliknya, bahwa militer Rusia hanya menargetkan sasaran militer.

Ancaman balasan yang keras sudah diutarakan, termasuk ancaman yang ditujukan secara khusus pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang membantah terlibat dalam serangan ke Kremlin.

“Setelah serangan teroris hari ini, tidak ada pilihan lain selain melenyapkan secara fisik Zelenskyy dan kelompoknya,” kata mantan Presiden Rusia dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.

Baca Juga: Usai Tuduh Ukraina, Rusia Kini Tuding AS Jadi Dalang Serangan Drone di Kediaman Putin di Kremlin

Kawasan Kremlin setelah serangan drone. Menurut pejabat Rusia, dua drone Ukraina terbang ke jantung Moskow pada tengah malam, menuju Kremlin sebelum akhirnya ditembak jatuh. Namun, masih terdapat sejumlah pertanyaan yang mengemuka terkait kejadian tersebut. (Sumber: AP Photo)

Ketua dewan rendah parlemen yang berkuasa, Vyacheslav Volodin, menyamakan pemerintah Ukraina dengan kelompok teroris ISIS dan mengatakan dirinya akan menuntut penggunaan senjata yang mampu menghancurkan pemerintah Ukraina.

Doktrin nuklir Rusia menyatakan negara tersebut dapat menggunakan senjata nuklir jika mengalami serangan nuklir atau jika menghadapi serangan dengan senjata konvensional yang mengancam “eksistensi” negara Rusia. Barat menuduh Putin melakukan intimidasi nuklir selama perang di Ukraina.

Namun, Phillips O'Brien, profesor studi strategis di University of St. Andrews, menurunkan kemungkinan yang berkaitan dengan serangan balasan oleh Rusia.

"Pemerintah Rusia tidak akan mengambil langkah untuk mempergunakan senjata nuklir hanya karena ada serangan dengan drone kecil,” kata seorang komentator.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x