Kompas TV internasional kompas dunia

Makin Intim, Menlu Arab Saudi Tiba di Iran Untuk Bangun Kembali Hubungan Diplomatik dan Buka Kedubes

Kompas.tv - 18 Juni 2023, 01:05 WIB
makin-intim-menlu-arab-saudi-tiba-di-iran-untuk-bangun-kembali-hubungan-diplomatik-dan-buka-kedubes
Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan tiba di ibu kota Iran, Sabtu (17/6/2023), langkah terbaru dalam upaya memulihkan hubungan diplomatik antara kedua rival Timur Tengah tersebut. (Sumber: Arab News)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

TEHERAN, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan tiba di ibu kota Iran, Sabtu (17/6/2023). Hal ini merupakan langkah terbaru dalam upaya memulihkan hubungan diplomatik antara kedua rival Timur Tengah tersebut.

Dilaporkan Iran TV yang dikutip oleh Associated Press, Sabtu (17/6/2023), Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, secara resmi disambut oleh rekannya dari Iran, Hossein Amirabdollahian.

Ia membawa pesan dari raja Arab Saudi untuk Presiden Iran Ebrahim Raisi, dan keduanya dijadwalkan akan bertemu pada hari Sabtu ini, kata Iran TV.

Kunjungan ini dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, mengunjungi Arab Saudi pada awal Juni. Pada bulan Maret, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan mereka setelah tujuh tahun tegang.

Pangeran Faisal diharapkan akan secara resmi meresmikan kedutaan besar kerajaan di Teheran pada hari Sabtu ini. Sementara misi tersebut belum selesai, para pegawainya bekerja dari sebuah hotel di Teheran, kata Iran TV.

Kedua negara telah membuka kembali misi diplomatik mereka dalam beberapa minggu terakhir.

Baca Juga: Arab Saudi Terima Kunjungan Bersejarah Iran dan Suriah Setelah Bertahun-tahun Terpecah

Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan tiba di ibu kota Iran, langkah terbaru dalam upaya memulihkan hubungan diplomatik antara kedua rival Timur Tengah tersebut. (Sumber: AP Photo)

Kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik ini merupakan terobosan besar yang difasilitasi oleh China, yang mengurangi peluang terjadinya konflik lebih lanjut antara Riyadh dan Teheran, baik secara langsung maupun melalui konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.

Iran telah dituduh melakukan serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir setelah Amerika Serikat menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir dengan kekuatan dunia pada tahun 2018.

Salah satunya menargetkan industri minyak Saudi Arabia pada tahun 2019, yang sementara waktu menurunkan produksi minyak mentah kerajaan tersebut.

Hubungan antara Iran yang mayoritas Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas Sunni telah tegang sejak lama.

Kerajaan tersebut memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016 setelah para demonstran menyerang pos diplomatik Saudi di sana.

Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati seorang ulama Syiah terkemuka bersama dengan 46 orang lainnya beberapa hari sebelumnya, yang memicu demonstrasi tersebut.

 



Sumber : Associated Press / Arab News



BERITA LAINNYA



Close Ads x