Kompas TV internasional kompas dunia

Iduladha Menyedihkan di Sudan yang Dilanda Perang, Rakyat Sulit Bertahan dan Tidak Ada yang Kurban

Kompas.tv - 28 Juni 2023, 08:00 WIB
iduladha-menyedihkan-di-sudan-yang-dilanda-perang-rakyat-sulit-bertahan-dan-tidak-ada-yang-kurban
Iduladha yang menyedihkan di Sudan. Sebelum konflik dimulai, dua pertiga populasi Sudan hidup di bawah garis kemiskinan, sepertiga mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk kebutuhan sehari-hari. Konflik yang sudah memasuki bulan ketiga ini telah membawa kematian dan kekacauan serta membuat jutaan orang mengungsi di negara yang sudah miskin sebelum pertempuran pecah. (Sumber: France24)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

"Akankah senjata tetap sunyi saat Iduladha?" tanya Ibrahim.

Perang juga berkecamuk di daerah peternakan sapi Sudan: Darfur dan Kordofan, yang sudah termasuk daerah paling miskin di negara ini sebelum perang.

Mohammed Babiker, seorang pedagang ternak di Wad Madani, 200 kilometer selatan ibu kota, mengatakan dulu dia membawa hewan-hewannya ke ibu kota dan tempat lain untuk dijual saat Iduladha.

Tetapi sekarang, "penggembala tidak lagi bisa membawa ternak mereka," katanya, dikelilingi oleh sekelompok domba di salah satu jalan utama kota.

Othman Mubarak, seorang pedagang lainnya, mengatakan tahun ini dia "tidak menjual apa pun" di Khartoum.

"Hari Raya Kurban adalah waktu di mana kami akan melakukan penjualan terbanyak," katanya. "Tetapi kali ini saya dan rekan-rekan saya secara paksa menganggur."

Baca Juga: Sudan Kian Mencekam, 17 Orang Tewas Termasuk 5 Anak-anak Pada Serangan Udara di Khartoum

Kondisi Khartoum di Sunda, 21 April 2023, saat pertempuran antara paramiliter RSF dengan tentara Sudan. Idul Adha yang menyedihkan di Sudan. Sebelum konflik dimulai, dua pertiga populasi Sudan hidup di bawah garis kemiskinan, sepertiga mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk kebutuhan sehari-hari. Konflik saat ini telah membawa kematian dan kekacauan serta membuat jutaan orang mengungsi di negara yang sudah miskin sebelum pertempuran pecah. (Sumber: Maheen S via AP)

Tidak ada penghasilan

Di bagian utara Sudan, yang sejauh ini secara besar-besaran terhindar dari perang, Abdallah al-Nemir mengumpulkan dombanya untuk dijual di pasar Wad Hamed, sekitar 150 kilometer dari Khartoum.

"Kami punya domba untuk dijual, tetapi orang-orang tidak punya uang, jadi kami tidak berjualan," katanya. "Orang-orang tidak punya penghasilan karena perang."

Pemerintah Khartoum memberikan cuti tanpa batas kepada pegawai negeri, dan banyak dari mereka sekarang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

"Perang telah memengaruhi mereka, yang tidak menerima gaji untuk sementara waktu," kata Moawiya Mohammed, seorang pedagang ternak lainnya.

"Situasinya sulit dan daya beli lemah."

Domba dijual tahun ini dengan harga antara $175 hingga $240, turun dari $300 untuk yang terbesar tahun lalu.

Pegawai negeri Imad Mahieddine, yang termasuk di antara mereka yang berkeliling di pasar ternak Wad Madani, mengatakan tahun ini dia hanya melihat-lihat.

Dia mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan gaji selama tiga bulan dan "tidak akan membeli domba tahun ini".


 

 




Sumber : France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x