Kompas TV internasional kompas dunia

Belarus: Bos Wagner Yevgeny Prigozhin Ada di Rusia, Barat Bertanya-tanya soal Strategi Kremlin

Kompas.tv - 7 Juli 2023, 05:25 WIB
belarus-bos-wagner-yevgeny-prigozhin-ada-di-rusia-barat-bertanya-tanya-soal-strategi-kremlin
Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa bos tentara bayaran Wagner saat ini berada di Rusia, sementara pasukannya berada di kamp lapangan dan pemerintah Rusia sudah mengembalikan uang serta senjata Wagner. Barat mulai heboh mempertanyakan strategi Kremlin. (Sumber: Dinas Pers Prigozhin via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baca Juga: Media Rusia Serang Bos Wagner Yevgeny Prigozhin, Melabelinya Pengkhianat Negara

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa bos tentara bayaran Wagner saat ini berada di Rusia, sementara pasukannya berada di kamp lapangan dan pemerintah Rusia sudah mengembalikan uang serta senjata Wagner. Barat mulai heboh mempertanyakan strategi Kremlin. (Sumber: Telegram)

Media Rusia juga mempublikasikan serangkaian selfie yang menunjukkan dia berpose dengan berbagai wig, janggut palsu, dan seragam asing, yang tampaknya mencerminkan penempatan pasukan Wagner di Suriah dan beberapa negara di Afrika.

Ketika ditanya apakah Prigozhin dan pasukannya akhirnya akan pindah ke Belarus, Lukashenko menjawab dengan mengelak bahwa itu akan bergantung pada keputusan kepala Wagner dan pemerintah Rusia.

Pemimpin Belarus mengatakan ia tidak berpikir kehadiran pasukan bayaran di negaranya akan menyebabkan destabilisasi, dan mengatakan setiap pasukan Wagner di sana akan diwajibkan menandatangani kontrak dengan otoritas Belarus yang akan mengatur kondisi dan batasan tindakan mereka.

Namun, analis politik Belarus Valery Karbalevich berpendapat, Lukashenko mungkin merasa tidak nyaman dengan kehadiran Wagner di wilayahnya. "Jika struktur ini memberontak melawan majikannya sekali, mereka bisa melakukannya lagi dan bergerak menuju Minsk daripada menuju Moskow," kata Karbalevich.

Presiden Belarus membantah dugaan bahwa pasukan bayaran dapat menyerang Ukraina dari wilayah Belarus, yang digunakan oleh pasukan Rusia sebagai pangkalan persiapan sebelum invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Moskow juga telah mempertahankan kehadiran militer di Belarus.

Selama pemberontakan singkat mereka, pasukan bayaran Prigozhin dengan cepat menaklukkan kota Rusia selatan Rostov-on-Don dan merebut markas militer di sana sebelum bergerak sejauh sekitar 200 kilometer dari ibu kota Rusia.

Prigozhin menggambarkannya sebagai "march of justice" untuk menggulingkan musuh-musuh lamanya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Militer Jenderal Valery Gerasimov, yang penanganannya terhadap perang di Ukraina dikritiknya.

Pasukan Wagner menghadapi sedikit perlawanan, mereka merusak beberapa pos pemeriksaan jalan. Mereka juga berhasil menembak jatuh setidaknya enam helikopter dan pesawat komando, serta membunuh setidaknya 10 awak pesawat.

Baca Juga: Tanggapi Pemberontakan Wagner, Menhan Shoigu: Gagal karena Kesetiaan Tentara Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berswafoto dengan warga setempat dalam kunjungan kerjanya ke Republik Dagestan di Derbent, Rusia, Rabu, 28 Juni 2023. (Sumber: Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Setelah kesepakatan dicapai, kepala Wagner memerintahkan pasukannya untuk kembali ke kamp mereka.

Pemberontakan yang gagal ini merupakan ancaman terbesar bagi Putin selama lebih dari dua dekade berkuasa, yang mengungkapkan kelemahannya dan dipandang mengikis otoritas Kremlin.

Belum jelas apakah Shoigu dan Gerasimov masih mendapatkan dukungan Putin setelah menghilang dari pandangan publik selama pemberontakan tersebut, tetapi hingga kini mereka tetap memegang posisi mereka.

Lukashenko mengatakan, ia memperingatkan Prigozhin bahwa dirinya dan pasukannya akan dibantai habis jika gagal mencapai kesepakatan yang cepat untuk mengakhiri pemberontakan mereka, dan Belarus akan mengirim brigade untuk membantu melindungi Moskow.

"Kami harus memadamkannya sejak awal. Ini sangat berbahaya, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah," kata Lukashenko.

Ketika ditanya tentang penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus, Lukashenko mengatakan senjata-senjata tersebut bertujuan untuk mencegah adanya agresi terhadap negaranya.

Baik Putin maupun Lukashenko mengatakan sebagian senjata-senjata itu telah dipindahkan ke Belarus, dan pemimpin Belarus itu kembali mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa "sejumlah tertentu" di antaranya sudah ada di Belarus, sementara sisanya akan tiba sebelum akhir tahun.

Lukashenko mengatakan Rusia akan berkonsultasi dengannya mengenai penggunaan senjata-senjata itu, dan menambahkan bahwa hal itu hanya dapat terjadi sebagai respons terhadap tindakan agresi NATO terhadap Rusia atau Belarus.

Pemimpin Belarus menekankan bahwa senjata-senjata ini hanya digunakan untuk tujuan pertahanan. "Jangan sentuh kami, dan kami tidak akan pernah menggunakan senjata mematikan ini."

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x