Parlemen Rusia Segera Larang Operasi Ganti Kelamin, Tak Bolehkan Warga Ubah Gender

MOSKOW, KOMPAS.TV - Majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara dilaporkan akan segera mengesahkan RUU yang melarang perubahan gender (gender reassignment) dan operasi ganti kelamin. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin pada Sabtu (8/7/2023).

"Nilai-nilai tradisional keluarga sangat penting bagi masing-masing kita," kata Volodin melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip TASS.

Dalam pengumumannya, Volodin juga menyinggung pernyataan Presiden Republik Ceko Petr Pavel soal perang Rusia-Ukraina. Sebelumnya, Pavel menyebut bahwa Rusia akan menghapus "nilai-nilai Barat" jika menang atas militer Ukraina.

Baca Juga: Diduga Depresi, WNA Asal Rusia Ditemukan Tewas dengan Leher Terjerat Tali Papan Surfing di Bali

"Presiden Ceko kemarin mengatakan bahwa 'jika, semoga tidak, Rusia menang, seluruh nilai Barat akan memudar'," kata Volodin.

"Untuk meringkasnya, dia (presiden Ceko) menyarankan apa yang dikhawatirkan Washington dan Brussel. Mereka bertujuan memaksakan nilai-nilai palsu yang asing bagi kita untuk menghancurkan rakyat kita," lanjutnya.

Vyacheslav Volodin menyebut RUU yang melarang perubahan gender ini akan disahkan menjadi UU pada Juli mendatang. RUU ini diinisiasi pada Mei lalu oleh Volodin dan pemimpin lima faksi Duma Negara Rusia.

Anggota parlemen telah menyetujui draf RUU ini dalam sidang pertama pada Juni lalu. Dalam draft RUU, operasi jenis kelamin dilarang, kecuali yang ditujukan untik menyembuhkan kelainan bawaan pada anak-anak.

Draf RUU tersebut melarang setiap kantor catatan sipil mengubah identitas gender warga atas dasar intervensi medis. Tindakan medis untuk mengubah gender pun dilarang.

UU yang ada di Rusia saat ini masih membolehkan identitas personal diubah seturut sertifikat medis, termasuk intervensi medis terkait perubahan gender.

Baca Juga: Siapa Urus Transpuan?|BERKAS KOMPAS