Kompas TV internasional kompas dunia

Cuaca Ekstrem Terus Mengamuk, Lembah Kematian AS Catat Suhu 53,3 Derajat Celsius!

Kompas.tv - 18 Juli 2023, 01:25 WIB
cuaca-ekstrem-terus-mengamuk-lembah-kematian-as-catat-suhu-53-3-derajat-celsius
Fenomena cuaca ekstrem terus terjadi di berbagai titik di Bumi. Di Lembah Kematian, terletak di dekat perbatasan negara bagian California dan Nevada, Amerika Serikat (AS), suhu mendekati rekor terpanas sepanjang sejarah. (Sumber: AP Photo/Gregorio Borgia, FILE)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Fenomena cuaca ekstrem terus terjadi di berbagai titik di Bumi. Di Lembah Kematian, terletak di dekat perbatasan negara bagian California dan Nevada, Amerika Serikat (AS), suhu mendekati rekor terpanas sepanjang sejarah.

Layanan Cuaca Nasional (NWS) AS melaporkan bahwa temperatur di Lembah Kematian pada Minggu (16/7/2023) mencapai 53,3 derajat Celsius. Suhu ekstra panas ini tercatat di sebuah titik yang dinamai Furnace Creek.

Melansir The Guardian, Senin (17/7/2023), suhu udara terpanas yang pernah dicatat di Bumi adalah 56,7 derajat Celsius, terekam di Furnace Creek pada Juli 1913. Temperatur di atas 54,4 derajat Celsius tercatat hanya pernah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah.

Baca Juga: Gelombang Panas Menyapu Dunia: Suhu Dekati 50 Derajat Celsius, Sungai Tigris Mengering

Gelombang panas yang terjadi di AS pun telah menelan korban jiwa. Pemerintah Houston Texas belakangan ini mengonfirmasi kematian pertama terkait temperatur panas pada musim panas tahun ini.


Korban bernama Victor Ramos (67), meninggal di rumah sakit pada 24 Juni lalu. Victor diketahui tinggal di barat daya Houston di rumah tanpa AC.

Per Juni 2023, negara bagian Texas mengonfirmasi 14 kematian terkait gelombang panas. Sepanjang 2022, negara bagian yang dikenal bertemperatur panas itu mencatat 306 kematian terkati suhu udara.

Gelombang panas pada pertengahan Juli pun tidak hanya terjadi di AS. Beberapa negara di Eropa dan Asia juga mengalaminya.

Pada Minggu (16/7), pemerintah China melaporkan suhu udara mencapai 52,2 derajat Celsius di barat laut negara itu. Gelombang panas juga terjadi di selatan Eropa dan memperparah kebakaran hutan di Kepulauan Canaria, Spanyol dan Yunani.

Sementara itu, di Korea Selatan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat berhari-hari memakan puluhan korban jiwa. Pemerintah Korea Selatan melaporkan angka kematian terkait banjir dan tanah longsor sepekan belakangan mencapai 40 orang.

Baca Juga: Anies Baswedan: Perubahan Iklim Sudah Jadi Krisis Iklim, Kita Merasakannya Sekarang

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x