Kompas TV internasional kompas dunia

Sekjen PBB Sesalkan Keputusan Rusia untuk Mengakhiri Perjanjian Ekspor Biji-bijian Laut Hitam

Kompas.tv - 18 Juli 2023, 09:16 WIB
sekjen-pbb-sesalkan-keputusan-rusia-untuk-mengakhiri-perjanjian-ekspor-biji-bijian-laut-hitam
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, hari Senin (17/7/2023), menyatakan rasa penyesalannya atas keputusan Rusia untuk menarik diri dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, dengan Rusia menyatakan akan segera kembali ke perjanjian tersebut jika bagian dari perjanjian yang berkaitan dengan Rusia terpenuhi. (Sumber: AP Photo/Khalil Senosi)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, hari Senin (17/7/2023), menyatakan rasa penyesalannya atas keputusan Rusia untuk menarik diri dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam.

"Saya sangat menyesalkan atas keputusan Federasi Rusia untuk menghentikan pelaksanaan Inisiatif Laut Hitam, termasuk pencabutan jaminan keamanan Rusia untuk navigasi di bagian barat laut Laut Hitam," kata Guterres.

Dengan keputusan untuk mengakhiri Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, Rusia juga menghentikan komitmennya untuk memfasilitasi ekspor pangan, minyak bunga matahari, dan pupuk tanpa hambatan dari pelabuhan Laut Hitam yang dikuasai Ukraina, sebagaimana diatur dalam nota kesepahaman antara Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, katanya dalam jumpa pers di markas PBB di New York.

Inisiatif ini menjamin kelancaran pengiriman lebih dari 32 juta ton komoditas pangan dari pelabuhan Ukraina. Program Pangan Dunia mengirim lebih dari 725.000 ton untuk mendukung operasi kemanusiaan, mengurangi kelaparan di beberapa wilayah terdampak parah di dunia, termasuk Afghanistan, Tanduk Afrika, dan Yaman, catat Guterres.

Inisiatif Bijih Laut Hitam yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Turki, bersama dengan nota kesepahaman antara Rusia dan badan dunia tersebut, menjadi jaminan keamanan pangan global dan menjadi cahaya harapan di dunia yang bergejolak. Di tengah gangguan produksi dan ketersediaan pangan akibat konflik, perubahan iklim, harga energi, dan lainnya, perjanjian ini membantu menurunkan harga pangan lebih dari 23 persen sejak Maret tahun lalu, tambahnya.

"Pada akhirnya, partisipasi dalam perjanjian ini adalah pilihan. Tetapi orang-orang yang berjuang di mana saja dan negara-negara berkembang tidak punya pilihan. Ratusan juta orang menghadapi kelaparan dan konsumen menghadapi krisis biaya hidup global. Mereka akan membayar harganya," kata Guterres, sambil mencatat bahwa harga gandum melonjak segera setelah pengumuman keputusan Rusia.

Baca Juga: Moskow Tuntut Barat Hapus Hambatan Ekspor Gandum, atau Rusia Mundur dari Kesepakatan Gandum Ukraina

Kapal kargo di Laut Marmara menunggu untuk menyeberangi Selat Bosphorus di Istanbul, Turki, Selasa, 1 November 2022. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, hari Senin (17/7/2023), menyatakan rasa penyesalannya atas keputusan Rusia untuk menarik diri dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, dengan Rusia menyatakan akan segera kembali ke perjanjian tersebut jika bagian dari perjanjian yang berkaitan dengan Rusia terpenuhi. (Sumber: AP Photo)

Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Moskow memutuskan untuk menghentikan partisipasinya dalam Inisiatif Bijih Laut Hitam.

"Sayangnya, bagian dari perjanjian Bijih Laut Hitam ini yang menyangkut Rusia belum terlaksana hingga saat ini, sehingga efeknya dihentikan," melaporkan media lokal, mengutip Peskov. Rusia mengeluh tuntutannya untuk meningkatkan ekspor bijih dan pupuk belum terpenuhi.

Peskov menyatakan bahwa negara tersebut akan segera kembali ke perjanjian tersebut jika bagian dari perjanjian yang berkaitan dengan Rusia terpenuhi.

Guterres pada hari Senin berjanji untuk terus memfasilitasi ekspor pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia meskipun keputusan Rusia tersebut.

"Keputusan Federasi Rusia hari ini akan menimbulkan pukulan bagi orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia. Tetapi itu tidak akan menghentikan upaya kami untuk memfasilitasi akses tanpa hambatan ke pasar global untuk produk pangan dan pupuk dari baik Ukraina maupun Federasi Rusia," kata Guterres.

"Melihat ke depan, tujuan kami harus tetap meningkatkan keamanan pangan global dan stabilitas harga pangan global. Ini akan tetap menjadi fokus upaya saya, dengan mempertimbangkan meningkatnya penderitaan manusia yang tak terhindarkan akibat keputusan hari ini. Kami akan tetap berusaha mencari jalan keluar. Terlalu banyak yang dipertaruhkan dalam dunia yang kelaparan dan menderita." tegas Guterres.



Sumber : Xinhua



BERITA LAINNYA



Close Ads x