Kompas TV internasional kompas dunia

India Geger, Pemerintah Modi Ganti Nama India dengan Nama Kuno Bharat

Kompas.tv - 5 September 2023, 20:58 WIB
india-geger-pemerintah-modi-ganti-nama-india-dengan-nama-kuno-bharat
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi di India mengganti nama India dengan kata Sanskerta "Bharat" dalam undangan makan malam yang dikirim kepada tamu yang menghadiri pertemuan G20 pekan ini, dalam langkah yang mencerminkan upaya partainya yang berhaluan nasionalis Hindu untuk menghilangkan apa yang mereka anggap sebagai nama-nama era kolonial. (Sumber: Twitter/Pushkar Singh Dhami)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

NEW DELHI, KOMPAS.TV - Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi di India mengganti nama India dengan kata Sanskerta "Bharat" dalam undangan makan malam yang dikirim kepada tamu yang menghadiri pertemuan G20 pekan ini. Penggantian nama ini disebut merupakan langkah yang mencerminkan upaya partainya yang berhaluan nasionalis Hindu untuk menghilangkan apa yang mereka anggap sebagai nama-nama era kolonial.

Presiden India Droupadi Murmu disebut sebagai "Presiden Bharat" alih-alih "Presiden India" dalam undangan yang dikirim kepada peserta G20. Negara dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk ini secara resmi dikenal dengan dua nama, yaitu India dan Bharat, tetapi nama yang pertama lebih umum digunakan, baik di dalam negeri maupun internasional.

Bharat adalah kata Sanskerta kuno yang diyakini banyak sejarawan berasal dari teks Hindu awal. Kata ini juga berarti India dalam bahasa Hindi, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa (5/9/2023).

Perubahan nama ini didukung pejabat Partai Bharatiya Janata Modi. Mereka berpendapat nama India diperkenalkan oleh penjajah Inggris dan merupakan "simbol perbudakan". Inggris menguasai India selama sekitar 200 tahun hingga negara ini meraih kemerdekaan pada tahun 1947.

"Ini pukulan kita kepada mentalitas budak," tulis pejabat terpilih puncak negara bagian Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, di X, yang dulunya dikenal sebagai Twitter. Dhami, seorang pemimpin partai pemerintahan Modi, membagikan undangan makan malam yang dikirim kepada tamu G20 dalam kiriman unggahannya.

Partai Modi sudah lama berusaha menghapus nama-nama yang terkait dengan masa lalu Mughal dan kolonial India.

Baca Juga: Xi Jinping Absen di KTT G20 India, Joe Biden Kecewa

Narendra Modi di India mengganti nama India dengan kata Sanskerta Bharat dalam undangan makan malam yang dikirim kepada tamu yang menghadiri pertemuan G20 pekan ini (Sumber: AP Photo)

Tahun 2015, Jalan Aurangzeb yang terkenal di New Delhi, yang dinamai menurut seorang raja Mughal, diganti menjadi Jalan Dr. APJ Abdul Kalam setelah menuai protes dari pemimpin partai Modi. Tahun lalu, pemerintah juga mengganti nama sebuah jalan era kolonial di pusat New Delhi yang digunakan untuk parade militer seremonial.

Pemerintahan Modi mengatakan perubahan nama ini adalah upaya untuk mengeklaim kembali masa lalu Hindu India. Namun, partai oposisi India mengkritik langkah tersebut.

"Sementara tidak ada keberatan konstitusional untuk menyebut India sebagai Bharat, yang merupakan salah satu dari dua nama resmi negara ini, saya berharap pemerintah tidak akan terlalu bodoh untuk sepenuhnya menghilangkan 'India' yang memiliki nilai merek tak terhitung yang dibangun selama berabad-abad," kata anggota parlemen oposisi Shashi Tharoor di X.

Tharoor mengatakan warga India seharusnya "tetap menggunakan kedua kata tersebut daripada menyerahkan klaim kita atas sebuah nama yang sarat sejarah, sebuah nama yang dikenali di seluruh dunia."


Perselisihan mengenai "India" versus "Bharat" semakin ramai sejak partai oposisi pada bulan Juli mengumumkan aliansi baru — disebut INDIA — untuk menggulingkan Modi dan mengalahkan partainya menjelang pemilihan nasional tahun 2024. Akronim tersebut singkatan dari Aliansi Inklusif Pengembangan Nasional India.

Sejak itu, beberapa pejabat dalam partai Modi telah menuntut agar negara ini disebut Bharat alih-alih India.

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x