Kompas TV internasional kompas dunia

Guru SD Ditekan Wali Murid hingga Bunuh Diri, 20.000 Guru di Korsel Demo Tuntut Perlindungan Hukum

Kompas.tv - 17 September 2023, 18:40 WIB
guru-sd-ditekan-wali-murid-hingga-bunuh-diri-20-000-guru-di-korsel-demo-tuntut-perlindungan-hukum
Ribuan guru dan tenaga pendidikan Korea Selatan menggelar demonstrasi di dekat Gedung DPR Korea Selatan di Seoul, Sabtu (16/9/2023), menuntut perlindungan hukum lebih dari perisakan yang dilakukan orang tua murid. (Sumber: Ahn Young-joon/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

SEOUL, KOMPAS.TV - Ribuan guru dan tenaga pendidikan Korea Selatan menggelar demonstrasi di Seoul, Sabtu (16/9/2023), menuntut perlindungan hukum dari perisakan yang dilakukan orang tua murid.

Para guru menilai hukum pendidikan di Korea Selatan sekarang membuat pendidik rentan dirisak wali murid.

Demonstrasi ini dipicu oleh bunuh diri yang dilakukan seorang guru SD di Seoul pada Juli lalu. Sebelum bunuh diri, guru itu mengaku menderita karena komplain yang dilayangkan orang tua murid.

Para guru mengaku rentan menjadi sasaran orang tua murid yang menduga terjadi kekerasan emosional terhadap anak mereka. Hukum yang berlaku di Korea Selatan saat ini disebut membuat guru kesulitan mengontrol ruang kelas.

Baca Juga: Nilai Ambang Batas atau Passing Grade PPPK Guru, Teknis, dan Kesehatan 2023 Resmi dari Menpan RB

Sekitar 20.000 orang diperkirakan mengikuti demonstrasi guru di Seoul. Demonstran menyebut lebih dari 9.000 guru dilaporkan oleh orang tua murid dalam kurun delapan tahun terkini.

"Saya harap rancangan undang-undang (RUU) yang sedang didiskusikan sekarang akan diloloskan sesegera mungkin untuk melindungi hak guru untuk hidup dan memberdayakan guru untuk menyediakan pendidikan yang baik," kata Ahn Ji Hye, salah satu guru yang mengikuti demonstrasi.

Parlemen Korea Selatan disebut tengah menggodok sebuah RUU yang ditujukan untuk mengakomodasi tuntutan guru. Para guru menuntut imunitas dari klaim melakukan kekerasan terhadap murid.

Akan tetapi, sejumlah kalangan mengkritik perubahan yang diusulkan tersebut. Sejumlah pihak menilai rencana ini bisa melemahkan perlindungan terhadap siswa yang telah dirugikan oleh lingkungan pendidikan terlalu kompetitif.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x